Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

13 Fakta Unik Edelweis, Bunga Abadi yang 'Dipamerkan' Aurel Hermansyah saat Liburan ke Gunung Bromo

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bunga Edelweis tumbuh di sepanjang perjalanan menuju bibir kaldera Gunung Tambora, Nusa Tenggara Barat, Minggu (22/3/2015). Bunga Edelweis merupakan tumbuhan endemik zona alpina/montana di berbagai pegunungan tinggi.

TRIBUNTRAVEL.COM - Aurel Hermansyah belum lama ini jadi perbincangan di media sosial lantaran unggahannya yang memamerkan bunga edelweis.

Bunga tersebut diketahui pemberian sang suami, Atta Halilintar, saat keduanya liburan ke Gunung Bromo, Pasuruan, Jawa Timur.

Dalam foto tersebut, terlihat Aurel memegang bunga edelweis yang disebutnya sebagai bunga keabadian.

Unggahan itu banjir komentar yang menyebut bunga edelweis tidak boleh dipetik.

Namun, unggahan Aurel tersebut kini telah dihapus dari akun Instagramnya.

Atta pun angkat bicara terkait insiden ini.

Aurel memegang bunga edelweis (Instagram/aurelie.hermansyah)

Ia berdalih, dirinya hanya berniat membantu penjual bunga yang memohon untuk dibeli dagangannya.

"Jadi itu ada orang jual bunga 'pak tolong bantu saya, bantu saya' gitu," ucap Atta Halilintar saat ditemui Tribunnews.com di kawasan Sarinah, Jakarta Pusat, Senin (14/6/2021).

Baca juga: Berkunjung ke Desa Wonokitri Pasuruan Jawa Timur, Tempat Budidaya Bunga Edelweis

"Saya tanya berapa, dia bilang 40 ribu, ya udah saya beli dua nih saya kasih," lanjut Atta.

Atta mengatakan saat itu dirinya hanya berniat untuk membantu pedagang tersebut karena mengeluh belum makan.

"Karena dia bilang tolong bantu saya, mau makan belum makan segala macam, ya udah saya beli," jelasnya.

Terlepas dari hal tersebut, berikut TribunTravel merangkum 13 fakta unik bunga edelweis.

1. Ditemukan pertama kali oleh naturalis Jerman

Edelweis pertama kali ditemukan oleh naturalis asal Jerman bernama Georg Carl Reinwardt pada 1819.

Bunga ini ditemukan pertama kali di lereng Gunung Gede, Jawa Barat.

Bunga edelweis (Klinik Fotografi Kompas/Eric)
Halaman
1234