"Di restoran-restoran, restorannya di kelas bintang 5, internasional itu, terakhir aku di Skye Restaurant," ungkap Suminto.

Suminto keluar dari pekerjaanya sebagai chef restoran tersebut pada tahun 2014.

Baca juga: Gurihnya Bakmi Toprak Yu Nani, Kuliner Khas Solo yang Disajikan dengan Tetelan Melimpah

Setahun kemudian, tepatnya pada 2015, ia mulai merintis usaha kuliner Steak Potik.

Menariknya, Suminto juga dibantu oleh seorang pegawai yang dahulu bekerja sebagai anak buahnya di restoran bintang 5.

"Sama, cuma beda jabatan. Dia (Suminto) atasan saya," kata seorang pegawai di Steak Potik.

Tak heran jika sajian steak di kedai Steak Potik diolah dan disajikan dengan sangat baik.

Di masa pandemi, Suminto mengaku bahwa kondisi tersebut sangat berimbas terhadap usaha kulinernya.

"Kalau siang paling ada 1 atau ada 2 orderan. Ya mungkin karena kondisi pandemi ini, turun 50 persen lebih," ungkapnya.

Baca juga: Icip Pedas Segarnya Rujak Mak Tas Paciran, Kuliner Legendaris di Lamongan Favorit Trio Macan

Usai berbincang, Magda pun melanjutkan dengan menyantap sajian steak di kedai Steak Potik.

Magda cukup terkejut ketika menu yang ia pesan datang, sebab satu porsinya dianggap cukup banyak.

Menurut penuturan Magda, ia memesan menu platter dengan harga Rp 17.000 saja.

Dalam satu porsi platter itu, ada beragam menu, ada chincken, ada fish, ada daging tenderloin dan sirloin.

"Sangat amat melebihi worth it, dengan harga Rp 17.000 kalian bisa dapetin platting yang gak kalah sama bintang 5.

"Bagus banget platting-nya, dari seasoning-nya juga pas, gurih dan asinnya juga gak berlebihan. Pokoknya tuh semuanya serba pas," ujar Magda.

"Walaupun bahan bakunya tidak mahal karena mau harganya murah, tapi diolah dengan baik, dan rasanya tuh jadi mahal," tambahnya.