"Port Lincoln menjadi tujuan tunawisma seperti setiap komunitas dan dari waktu ke waktu sering tidur di sana, tapi saya tidak tahu ada anak-anak yang tertidur nyenyak di sana," lanjutnya.
Departemen Perlindungan Anak mengatakan bocah itu tidak dalam perawatan negara bagian.
Sementara menindaklanjuti insiden tersebut, investigasi koronial telah dijalankan.
Pada hari Selasa, bibi Spencer membacakan pernyataan kepada Nine atas nama keluarga.
"Spencer selalu memiliki hubungan dekat dengan orang tua, saudara laki-laki dan neneknya, yang dia cintai dan kagumi,” bacanya.
"Dia suka berburu, memancing, berkemah, adalah anak nakal yang memiliki imajinasi besar," lanjutnya.
Diyakini Spencer, yang dikenal sebagai Budda oleh teman dan keluarganya, telah tinggal bersama teman-teman baru-baru ini.
Baca juga: Punya Kualitas Rasa yang Khas, Pesanan Kupat Tahu Gempol Meningkat Drastis Jelang Lebaran
Baca juga: Ibu Diusir dari Taman karena Dianggap Pakai Celana Kependekan, Sang Anak Sampai Nangis
Salah satu teman Spencer, Holly Puckridge, mengatakan kepada 7News bahwa dia telah meminta untuk tinggal bersamanya selama beberapa hari dan membiarkannya tidur.
Ibu Jess Bettoncelli mengatakan putranya yang berusia 12 tahun sering berkumpul dengan kelompok itu dan bersama mereka tidur di luar stasiun layanan dan di lapangan olahraga setempat.
"Dia sangat terguncang, menurutku dia bingung," katanya.
"Dia saya rasa bertanya-tanya dan curiga bahwa itu mungkin dia tadi malam," imbuhnya.
Teman-teman 'trauma' dengan kematian Spencer
Pengawas Bahr mengatakan dua anak laki-laki lain yang terlibat dalam insiden itu trauma dengan apa yang terjadi, sehingga sulit untuk mendapatkan rincian spesifik dari mereka.
"Latar belakang tentang bagaimana mereka berakhir di tempat industri ini adalah sesuatu yang benar-benar akan membutuhkan waktu untuk dipahami," katanya.
"Ini akan menjadi bagian kuat dari investigasi koronial yang telah kita mulai," imbuhnya.
Baca tanpa iklan