Kru tidak sepenuhnya bingung tentang bagaimana menangani keadaan darurat, sebab maskapai sudah memiliki tindakan tertentu untuk mengatasinya.
"Ada rencana tindakan medis untuk apapun keadaan darurat di pesawat," kata pramugari itu.
"Jadi biasanya bisa melibatkan tiga awak dalam situasi medis, misalnya, orang pertama yang melihat korban disebut assessor,"ujarnya.
Orang pertama ini melakukan CPR, sedangkan anggota staf kedua disebut collector yang bertugas menyiapkan semua peralatan seperti defibrilator, oksigen, dan lainnya.
Sementara orang ketiga disebut teller.
Pramugari melanjutkan, "Kalian semua memiliki peran dan tanggung jawab dalam situasi apapun, itu harus berjalan lancar dan sudah sangat jelas tentang apa yang harus Anda lakukan."
Dia menambahkan: "Ini pelatihan yang cukup menyeluruh dan Anda harus mempertahankannya, yang mana itu bagus."
Bagaimanapun juga, pelatihan itu hanya untuk berjaga-jaga jika ada keadaan darurat selama penerbangan.
Jadi, tak semua pramugari pernah menerapkannya selama penerbangan.
Ia mengaku belum pernah menjumpai keadaan darurat selama bertugas, sehingga belum pernah menerapkannya.
"Syukurlah, saya tidak pernah mengalami sesuatu yang serius," kata petugas itu.
Baca juga: Kenapa Pramugari Selalu Sembunyikan Tangannya di Belakang Punggung saat Penumpang Masuk ke Pesawat?
Baca juga: Tingkatkan Layanan di Pesawat, Maskapai Ini Bagikan iPhone 12 Gratis pada 19.000 Pramugari
Baca juga: Pramugari Ini Bagikan Tips Berpakaian saat Naik Pesawat, Pakaian Formal Sebaiknya Dihindari
Baca juga: 4 Momen Mengharukan Pramugari di Pesawat, Termasuk Bantu Penumpang Melahirkan
Baca juga: Pramugari Ini Ungkap Alasan Kenapa Sebaiknya Penumpang Tidak Bertukar Kursi di Pesawat
(TribunTravel.com/Mym)
Baca selengkapnya soal pramugari di sini.