Tsunami menghantam pesisir timur laut Jepang, seperti prefektur Fukushima, Iwate, dan Miyagi, serta menewaskan sedikitnya 15.000 orang.
Dalam peringatan yang digelar setiap tahun itu, masyarakat mengunjungi monumen-monumen peringatan dan meletakkan karangan bunga di tempat tersebut.
Beberapa warga Jepang juga berdiri di bibir pantai, seraya menangkupkan kedua tangannya, dan memanjatkan doa, rasa syukur, serta menumpahkan air mata untuk orang-orang yang meninggal dunia karena bencana itu.
Di kota Ishinomaki, prefektur Miyagi, di mana lebih dari 3.000 orang tewas akibat bencana itu, upacara peringatan diadakan mulai pukul 14:40 waktu setempat.
Upacara peringatan dilangsungkan di Maruhon Makiato Terrace, kompleks kebudayaan yang selesai dibangun pada tahun ini, dan menjadi simbol rekonstruksi kota tersebut.
“Banyak nyawa berharga hilang hari itu, dan itu tidak akan pernah bisa dilupakan,” kata Rie Sato (44), yang mewakili keluarga yang berduka pada upacara tersebut.
“Tapi saya juga belajar tentang kepedulian orang-orang,” kata Sato, yang kehilangan adik perempuannya Ikumi karena tsunami.
Beberapa orang juga meluangkan waktu sejenak dari jadwal harian mereka untuk mengenang orang-orang terkasih di Taman Peringatan Pemulihan Tsunami Ishinomaki Minamihama.
“Meskipun 10 tahun telah berlalu, luka di hati tetap ada,” seorang pria berusia 81 tahun merenung sambil mengusap papan nama cucunya yang ada di monumen itu.
Baca juga: Bunga Sakura di Jepang Akan Mekar Lebih Awal Tahun ini, Berikut Prediksinya
Baca juga: Setelah Lama Ditutup, Super Nintendo World Jepang Segera Dibuka Kembali Bulan Ini
Baca juga: Resep Praktis Onigiri Khas Jepang, Cocok Buat Menu Sarapan
Baca juga: 4 Rahasia Panjang Umur Orang Jepang, Cobalah Dekat dengan Alam
Baca juga: Selain Ramen dan Sushi, 4 Kuliner Khas Jepang Ini Cocok dengan Lidah Orang Indonesia
Artikel ini telah tayang di kompas.com dengan judul Cerita Pria Jepang yang Menjadi Penyelam Profesional untuk Mencari Istrinya...
Baca tanpa iklan