Gula merah yang manis dan merekatkan, bermakna bahwa setiap orang harus merekatkan kesan baik bagi kerabatnya.
Sedangkan untuk garam, sama halnya seperti hal-hal yang sering menjadi halang-rintang dalam sebuah kekerabatan.
3. Simbol perekat kekerabatan
Sasagun memiliki bentuk dari gumpalan-gumpalan kecil yang bersatu membentuk cita rasa baru.
Begitu jugalah masing-masing satu keluarga yang berjauhan, tetap membentuk satu rasa kerabat yang utuh meski terhalang jarak dari rumahnya.
4. Sebagai makanan saat perang
Sasagun juga merupakan simbol makanan bagi para perantau.
Sasagun dulunya biasa dikonsumsi untuk situasi khusus.
Misalnya saat akan memasuki hutan selama berhari-hari, maupun saat berperang di masa kolonial.
5. Cara menikmati Sasagun
Cara menghidangkan Sasagun sangat sederhana, Sasagun tinggal dicampur dengan gula pasir atau garam, tergantung selera.
Biasanya hanya beberapa sendok makan, perut sudah terasa kenyang.
Sasagun juga biasanya digunakan sebagai penganti nasi yang siap untuk dimakan kapan saja.
Baca juga: Mengenal Keunikan Jamu, Minuman Rempah Tradisional Indonesia sebagai Warisan Dunia
Baca juga: Mengenal 4 Bumbu Dasar untuk Berbagai Masakan Indonesia, Ada Bumbu Dasar Merah hingga Kuning
Baca juga: Mencicipi Pisang Kapik, Olahan Pisang Bakar Khas Minang yang Banyak Ditemukan di Bukittinggi
Baca juga: Mencicipi Seafood 99, Kuliner Malam Legendaris di Jakarta yang Sudah Eksis Sejak 1972
Baca juga: Mengenal Anyang, Kuliner Khas Medan yang Langka dan Hanya Disajikan saat Buka Puasa
(TribunTravel.com/ Septi Nandiastuti)