Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Ramadan 2021

Megibung, Tradisi Makan Bersama Sambut Bulan Suci Ramadan Ala Warga Karangasem, Bali

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tradisi megibung saat bulan Ramadan di Bali

Tradisi megibun di Karangasem, Bali, kerap dilakukan untuk menyambut momen-momen tertentu.

Seperti satu di antaranya untuk menyambut bulan suci Ramadan.

Dalam tradisi megibung terdapat sejumlah istilah yang identik dengan perayaannya.

Istilah tersebut di antaranya ada 'sele' artinya orang yang bergabung dan duduk bersama untuk menikmati tradisi megibung dalam satu kelompok.

Kedua, 'gibungan' yaitu segepok nasi dengan alas gelaran (dari daun pisang) yang ditaruh di atas dulang atau nampan.

Kemudian terakhir ada 'karangan' yang berarti lauk pauk yang bervariasi.

Merujuk pada istilah tersebut tradisi megibung memang dilakukan dengan cara makan dalam satu wadah.

Untuk melakukan tradisi ini tentu tidak sembarang karena ada tata caranya tersendiri.

Mula mula seorang warga harus menyiapkan makanan di atas wadah (gibungan) kemudian barulah menaruh lauk pauk.

Lauk pauk dalam tradisi gibungan juga disajikan dalam berbagai pilihan.

Mulai dari lawar, kekomoh, urab (nyuh-nyuh) putih dan barak, padamare, urutan, marus, balah hingga sate.

Dalam menyusun lauk saat tradisi megibun juga terbilang unik karena memilki urutan tersendiri dan akan disusun oleh seorang 'sale'.

Penyusunan tersebut dimulai dari kekomoh dan urab yang disusun pertama kali, kemudian lawar, daging dan terakhir adalah balah.

Satu porsi nasi dan lauk yang sudah tersusun tersebut oleh masyarakat setempat disebut dengan istilah satu sela.

Satu sela yang dimaksud adalah satu kelumpok yang akan menikmati hidangan gibungan.

Halaman
123