Ibunya membela bahwa seorang pemburu justru diklaim sebagai upaya penyelamatan terhadap spesies terancam di Afrika Selatan.
Ibunya juga mengatakan bahwa perburuan berkelanjutan mampu membantu melestarikan satwa liar di Afrika Selatan dan tindakannya tersebut menciptakan lapangan kerja yang mampu berkontribusi pada industri pariwisata.
Justru ia berbalik menyerang pembela kelompok hak hewan sebagai “mafia” yang “tidak dihormati”.
Dengan mengatakan bahwa, jika perburuan dilarang hewan akan menjadi tidak berharga dan akan menghilang.
Perburuan telah membantu mengembalikan banyak spesies dari ambang kepunahan.
Atas tindakan perburuan Marelize, ibunya mengatakan bahwa ada 11 orang yang dipekerjakan dengan adanya perburuan ini, juga tersisa beberapa daging yang bisa dikonsumsi untuk penduduk setempat.
Kemudian pihak kelompok pelindung hewan Born Free mengungkapkan bahwa tindakan tersebut sama sekali tidak menyumbangkan apapun atas pelestarian maupun penduduk setempat.
Justru keuntungan yang didapatkan penduduk setempat merupakan sebatas bisnis.
Perburuan hewan justru akan merusak lingkungan dan memburu lebih banyak hewan lainnya yang lebih langka dan dianggap lebih mengesankan.
Bagi komunitas pelindung hewan, tindakan tersebut sangat dikecam dan justru akan mendorong bisnis perburuan yang merupakan kemunduran yang sangat kejam terhadap para hewan. (aya/tribunjateng.com)
Baca juga: Hilang Hampir 50 Tahun, Wanita Ini Dapatkan Kembali Cincin Kawinnya di Hari Valentine
Baca juga: 4 Tips Dinner Romantis di Rumah untuk Momen Valentine, Coba Putar Musik dan Siapkan Bunga
Baca juga: 5 Toko Cokelat di Bandung Ini Bisa Dikunjungi untuk Berburu Hadiah Valentine
Baca juga: 6 Makanan Super Ini Cocok Dikreasikan Sebagai Isian Cokelat di Hari Valentine, Kelapa hingga Kopi
Baca juga: Resep Martabak Manis, Camilan Alternatif Cocok Dinikmati Saat Valentine
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul "Wanita Bunuh Jerapah Untuk Kado Valentine Dihujat Netizen".
Baca tanpa iklan