Laksamana Ceng Ho disebutkan membawa banyak taoge segar dan menanamnya di kapal untuk nutrisi dan pengobatan para prajurit.
Menurutnya hal tersebut tercatat sebagai salah satu penyebab sedikitnya prajurit yang gugur karena sakit, dibanding para pelayar Eropa.
Percampuran kuliner toge goreng disinyalir memang tak jauh dari masa penjelajahan Laksamana Cheng Ho, setelah abad ke 15.
Toge goreng menyebar di Tanah Sunda
Seiring berjalannya waktu, menurut Mardi, penyebaran toge goreng tersebut berjalan dari pantai tepian Sunda bagian barat.
Seperti Pandeglang, Banten yang dahulunya termasuk Sunda.
Sejak dari daratan China, hidangan tersebut disebut tauge mi.
Buka toge goreng.
"Jadi memang asisten tukang toge mi ini orang Sunda. Sayangnya anak dari para penjual dulu itu rata-rata malu untuk lanjutin jualan toge kepada pribumi, jadilah yang nerusin para asistennya," papar Mardi.
Dalam fase ini terjadi lagi pergeseran menu.
Masyarakat Sunda yang terbiasa dengan lalapnya, memilih oncom untuk mengganti tomat.
Selain rasanya asamnya lebih bersahabat, juga ekonomis jika dibandingkan dengan tomat aslinya.
"Gula aren juga mulai diganti kecap, karena semakin sulit dan mahal carinya," katanya.
Baca juga: Rekomendasi 7 Kuliner Bogor Buat Sarapan, Coba Gurihnya Toge Goreng dengan Aroma Sambalnya yang Khas
Baca juga: TRAVEL UPDATE: Mencicipi Combro Sahuap, Kuliner Tradisional Bogor Berbahan Dasar Singkong dan Oncom
Baca juga: Harga Menginap di Villa Pelangi, Villa Khayangan Bogor Terbaru 2021 Buat Staycation Bareng Keluarga
Baca juga: Tarif Glamping dan Berkemah di Nirvana Valley Resort Bogor Terbaru 2021
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sejarah Toge Goreng Bogor dan Hubungannya dengan Laksamana Ceng Ho"