TRIBUNTRAVEL.COM - Saat jalan-jalan di Kota Bogor, coba mampir Jalan Suryakencana.
Di sana banyak wisatawan yang mengincar makan toge goreng.
Sajian taoge, mi rebus, oncom, dan tauco ini memang punya rasa yang khas.
Ada rasa gurih, manis, dan pahit jadi satu.
Selain itu aromanya juga membuatna khas.
Pengamat sejarah Tionghoa di Bogor, Mardi Liem menyebutkan dalam sepiring toge goreng bogor, hampir semuanya menggunakan istilah Hokian.
Bukti lain akan keterkaitan toge goreng dan Tionghoa adalah kuali tempat memasak toge goreng yang lawas, masih mengguakan kuali dengan ornamen liong dan burung khas Tionghoa.
Saat ia telusuri pun ternyata kemunculannya berasal dari perdagangan China di zaman lampau.
"Saya menduga itu lahir dari pola pergaulan Tionghoa dengan Eropa.
Di Eropa itu kan punya spaghetti dengan pasta tomatnya yang luar biasa masam,"kata Mardi dikutip dari artikel Kompas.com yang tayang Selasa (6/2/2018).
"Menu tersebut dibawa ke Indonesia, seiring perniagaan Tionghoa," pungkasnya.
Ia melanjutkan, untuk lidah orang China, tomat yang asam dirasa tidak cocok.
Terlebih untuk lidah peranakan saat dibawa ke Indonesia, yang telah bercampur selera lokal.
"Di China pun mereka buat hal yang sama sebelum dibawa. Mereka punya mi yang seperti spaghetti, lalu tauto yang asam, tahu untuk daging," katanya.
Taoge disebutkan Mardi memang bahan makanan wajib pada masa penjelajahan Cheng Ho.