Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

TRIBUNTRAVEL UPDATE

TRAVEL UPDATE: Mencicipi Combro Sahuap, Kuliner Tradisional Bogor Berbahan Dasar Singkong dan Oncom

Penulis: Ratna Widyawati
Editor: Sinta Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi - Combro Sahuap yang merupakan kuliner tradisional Kota Bogor.

TRIBUNTRAVEL.COM - Kota Bogor menjadi satu di antara banyak kota di Jawa Barat yang menyimpan ragam kuliner nikmat nan menggugah selera.

Satu kuliner atau jajanan tradisional khas Bogor yang patut untuk dicoba yakni Combro Sahuap.

Jajanan tradisional khas Bogor ini menggunakan bahan utama singkong.

Baca juga: TRAVEL UPDATE: Serunya Liburan Sembari Beri Makan Penguin Humboldt di Ocean Dream Samudra Ancol

Sesuai dengan namanya, combro berarti oncom dijero atau dalam bahasa Indonesia berarti oncom di dalam.

Combro Sahuap memang terbuat dari adonan parutan singkong yang diisi dengan oncom, olahan khas Jawa Barat.

Tidak seperti kuliner tradisional pada umumnya, Combro Sahuap ini dikemas kekinian sehingga mampu dinikmati masyarakat di luar Jawa Barat.

Ditangan tiga ibu-ibu kreatif di Perumahan Indraprasta, Combro Sahuap ini diciptakan.

Mereka adalah Sariyudanti, Srihayati, Eva Rovalina inisiator Cambro Sahuap.

Bagian Pemasaran Combro Sahuap, Sariyudanti mengatakan bahwa nama Combro Sahuap tersebut diambil dari bahasa Indonesia artinya satu kali makan.

"Iya karena kalau kata bahasa sundanya itu sahuapeun satu kali makan tapi rasanya lezat, karena memang ukurannya kecil-kecil gitu," katanya saat ditemui di rumah produksi di Jalan Nakula Raya No 9a, Kelurahan Tegal Gundil, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, Selasa (16/2/2021).

Danti menceritakan Combro Sahuap sendiri berdiri ketika masa pandemi Covid-19 tepatnya pada Juli 2020.

Ketika itu, ia mendapat oleh-oleh dari temannya yakni berupa combro.

Ia pun lantas memiliki ide untuk memproduksi combro tersebut bersama rekannya.

"Satu hari saya dikasih oleh-oleh sama teman dari Cimanggis, combro kecil kecil banget terus saya perhatiin kayanya ini bisa untuk dijual saya bicara sama teman-teman saya ada yang bisa enggak bikin ada yang jawab enggak bisa ada yang jawab bisa, kemudian sama teman saya yang bisa ini dikirim prototipenya," ujarnya.

Setelah melalui proses evaluasi dan berbagai masukan dari para konsumen, ibu-ibu inipun terus berinovasi agar bisa membuat kemasan yang menarik dan aman untuk makanan.

Halaman
12