Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

5 Tradisi Jelang Ramadan di Pulau Jawa, Mulai dari Nyorog di Betawi hingga Dandangan di Kudus

Penulis: ronnaqrtayn
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tradisi Padusan yang dilakukan menyambut Bulan Ramadan.

Dandangan sendiri bermula dari masyarakat yang menanti pengumuman awal dimulainya waktu puasa dengan berkumpul di Masjid dan Menara Kudus yang ditandai dengan suara tabuhan beduk.

Bunyi beduk “dang, dang, dang” itu lah yang kemudian disebut sebagai dandangan.

Seiring berjalannya waktu, keramaian ini menjadi momentum yang dimanfaatkan oleh para pedagang untuk menggelar lapaknya.

Sehingga, kini keramaian tersebut dikenal oleh masyarakat sebagai pasar malam yang ada setiap menjelang Ramadan.

Ilustrasi tradisi padusan jelang bulan Ramadan. (kompasiana.com)

5. Nyadran

Tradisi Nyadran atau tradisi sadranan merupakan tradisi yang banyak dilakukan di daerah Jawa, utamanya Jawa Tengah.

Nyadran berasal dari bahasa Sanskerta, yakni sraddha yang berarti keyakinan.

Tradisi ini dilakukan dengan cara mendatangi makam orang-orang yang sudah meninggal, membersihkan makam sembari membawa bunga tabur.

Puncak tradisi nyadran yakni kenduri atau selamatan di makam leluhur.

Beberapa daerah di Jawa seperti di Ungaran, Nyadran dilakukan juga sebagai ajang berkumpulnya warga untuk menjalin silaturahmi.

Baca juga: 8 Kudapan Manis Berbahan Dasar Jagung untuk Takjil Buka Puasa

Baca juga: Nasi Tutug Oncom hingga Batagor, Ini 10 Kuliner Khas Bandung untuk Buka Puasa di Bulan Ramadan

Baca juga: Selama Bulan Ramadan, Ini 5 Menu Favorit Orang Indonesia di McDonalds

Baca juga: Lalampa, Kudapan Khas Ternate yang Laris Diburu saat Bulan Ramadan

Baca juga: Astronaut Asal Arab Saudi Ini Ceritakan Pengalamannya Puasa Ramadan di Ruang Angkasa