Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Lezatnya Soto Betawi Sambung Nikmat, Kuliner Legendaris di Pondok Pinang Jaksel

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sepiring soto betawi Sambung Nikmat dengan kuah merah yang menjadi ciri khasnya di Restoran Sambung Nikmat, Pondok Pinang, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan pada Rabu (17/2/2021).

TRIBUNTRAVEL.COM - Jika kamu sedang berada di Jakarta Selatan, coba mampirlah ke kawasan Pondok Pinang.

Di Pondok Pinang, kamu akan menemukan satu tempat makan legendaris.

Tempat makan legendaris di Pondok Pinang ini tak pernah sepi pembeli.

Namanya  Soto Betawi Sambung Nikmat H Ridwan

Satu alasan orang setia menjadi pelanggan di  Soto Betawi Sambung Nikmat H Ridwan ialah karena kualitas rasa.

Berapapun harga bila pelanggan kadung cinta sukar untuk ditawar.

Sepiring soto betawi Sambung Nikmat dengan kuah merah yang menjadi ciri khasnya di Restoran Sambung Nikmat, Pondok Pinang, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan pada Rabu (17/2/2021). (TribunJakarta/Satrio Sarwo Trengginas)

Seporsi Soto Betawi Sambung Nikmat H Ridwan di Pondok Pinang menjadi bukti perkataan itu.

Usaha Soto Betawi H Ridwan bermula sekitar tahun 1987. Sebelum memulai merintis usaha kuliner, Ridwan bekerja sebagai tukang sayur keliling pada tahun 1980.

Suatu ketika, Ridwan terbersit memulai usaha makanan betawi. 

"Sebelum bikin soto, beliau sempat jualan nasi uduk pada tahun 1985," ujar Suhada (48), anak keempat H Ridwan sekaligus penerus usaha Kedai Soto Betawi Sambung Nikmat kepada TribunJakarta.com di lokasi pada Rabu (17/1/2021).

Dua tahun berselang, Ridwan beralih berjualan soto betawi. Suhada berkisah bahwa ayahnya meracik sendiri resep membuat soto sarat santan itu. 

Ia kerap berimprovisasi untuk membuat resep sampai akhirnya Ridwan berhasil menemukan ramuan soto yang klop di lidahnya. 

Pada tahun 1990, kedai soto Ridwan mulai banyak dikenal orang. Mereka seakan tersihir dengan kelezatan racikan dari tangan Ridwan sendiri. Jumlah pelanggan ke rumah makannya pun meningkat.

Suhada mengenang masa kecilnya kala melihat ayahnya berjualan. Dulu, depan rumahnya menjadi tempat untuk berdagang soto. Akan tetapi, kini kedai sotonya sudah diperlebar. Ridwan membeli rumah di dekatnya dari hasil jualan soto.

"Awal pertama kali jualan udah langsung di rumah. Dulu enggak besar lahan jualannya hanya sekitar 60 meter persegi. Tapi sekarang sudah seluas ini. Lumayan lah sekarang hampir 400 meter," lanjutnya.

Halaman
1234