Temuan hewan penyaring seperti spons di Antartika tersebut pun memberikan wawasan baru bagi para ilmuwan.
Pasalnya hewan penyaring ini memerlukan fitoplankton sebagai sumber makanan mereka.
Sementara fitoplankton tak banyak tersedia di dekat hewan penyaring.
Menurut peneliti, jika mengikuti arus laut spons itu berada sekitar 600 hingga 1500 km dari sumber terdekat fitoplankton segar.
Namun pada kenyataannya hewan yang kemungkinan besar tak bertahan itu justru hidup di bawah lapisan Antartika.
"Bagi saya itu sangat menarik karena hewan-hewan ini pasti mendapatkan cukup makanan dari suatu tempat," kata Griffiths.
Temuan ini akhirnya memicu banyak pertanyaan tentang seberapa banyak makanan yang dibutuhkan mahluk untuk bertahan hidup.
Selain itu, apakah metabolisme mereka melambat atau berhenti ketika makanan menjadi langka, dan apakah mereka mengumpulkan makanan ekstra dengan cara yang belum kita pahami.
Termasuk juga pertanyaan besar lainnya, seperti berapa banyak batuan lain yang penuh dengan kehidupan di bawah es Antartika serta apakah perubahan iklim juga akan memengaruhi spesies ini.
Namun tentu perlu penelitian lebih lanjut untuk mengetahui semua jawaban tersebut.
"Kami harus mengembangkan teknologi untuk membantu studi. Misalnya kendaraan bawah air yang dapat dioperasikan dari jarak jauh atau dijalankan secara mandiri," jelas Griffiths.
Temuan tentang dunia di bawah es Antartika ini telah dipublikasikan di Frontiers in Marine Science.
Baca juga: Ilmuwan Temukan Fosil Jamur Berusia 635 Juta Tahun yang Bantu Ungkap Awal Kehidupan
Baca juga: Sempat Bingungkan Ilmuwan, Misteri Zona Gelap yang Meluas di Greenland Akhirnya Terpecahkan
Baca juga: Ilmuwan Ungkap Temuan Mengejutkan Tentang Mineral Mars yang Terkubur di Antartika
Baca juga: Mengulik Rahasia Gunung Padang di Jawa Barat yang Buat Ilmuwan Terpikat
Baca juga: Ilmuwan Temukan Planet Super-Earth yang Diprakirakan Berusia 14 Miliar Tahun
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ilmuwan Temukan Dunia Tersembunyi Jauh di Bawah Es Antartika".