Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Ketahui 7 Perayaan dan Hari Libur Nasional di Korea Selatan

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bukchon Hanok Village di Seoul Korea Selatan.

Polisi kemudian menangkap para pengunjuk rasa dan memasukkan mereka ke dalam sebuah gereja yang segera dibakar.

Tentara bahkan menembakkan api melalui jendela untuk memastikan tidak ada yang selamat.

Ketika gerakan kemerdekaan Korea berlanjut, lebih banyak lagi yang dibunuh, dianiaya, atau dikirim ke penjara.

Setiap tanggal 1 Maret, banyak orang Korea yang mengunjungi situs bersejarah seperti Balai Sejarah Penjara Seodamun atau Balai Kemerdekaan Korea.

Ini adalah hari untuk mengibarkan bendera Korea, belajar tentang sejarah Korea, dan bangga menjadi orang Korea.

4. Children's Day (5 Mei)

Hari Anak Nasional di Korea Selatan (ist)

Jika di Indonesia Hari Anak Nasional diperingati setiap tanggal 23 Juli, hal ini berbeda dengan di Korea Selatan.

Di Negeri Ginseng ini, Hari Anak Nasional jatuh pada tanggal 5 Mei.

Setiap Hari Anak, para orangtua memberikan waktu untuk anak-anak mereka sekadar menghadiri acara khusus di taman umum, pameran, kebun binatang, dan lokasi lainnya.

Banyak keluarga melakukan upaya ekstra untuk melakukan sesuatu yang istimewa di Hari Anak.

Hal ini dikarenakan para orangtua di Korea sering tidak punya banyak waktu untuk melihat anak mereka karena lembur atau bekerja di akhir pekan.

Dikutip dari Public Holidays, Hari Anak diperkenalkan ke Korea pada tahun 1923 oleh Bang Jeong Hwan yang merupakan seorang penulis sastra anak-anak dan pejuang yang gigih untuk hak-hak anak.

Jeong Hwan, bersama-sama dengan orang lain, memperkenalkan ide untuk menambahkan hari libur yang akan mempromosikan kemajuan anak-anak pada tahun 1922.

Selama perayaan pertama Hari Anak-anak, pada tahun 1923, penjajah Jepang berusaha untuk melarang hari libur, tetapi tidak berhasil.

Setelah Perang Dunia II, pada tahun 1945, Korea Selatan mengadakan perayaan tahunan Hari Anak dengan semangat baru.

Semula libur diperingati pada 1 Mei, namun dipindah menjadi 5 Mei saat itu.

5. Hari Kemerdekaan Korea Selatan/Gwangbokjeol (15 Agustus)

Hari Kemerdekaan Korea Selatan/Gwangbokjeol (ist)

Hari Kemerdekaan Korea Selatan selisih dua hari dengan Hari Kemerdekaan di Indoensia.

Setiap tanggal 15 Agustus, warga Korea Selatan memperingati kemenangan Sekutu atas Jepang pada akhir Perang Dunia II pada tahun 1945.

Kemenangan ini sangat penting bagi Korea karena merupakan salah satu tanah paling awal yang diserang dan diduduki oleh Kekaisaran dari Jepang.

Liberation Day adalah satu-satunya hari libur yang dimiliki Korea Selatan dan Korea Utara.

Bahkan di sini, bagaimanapun, ada perbedaan. Korea Selatan menyebut hari libur itu "Gwangbokjeol", yang berarti "hari terang kembali".

Sedangkan, Korea Utara menyebutnya "Chogukhaebangui", yang berarti "hari pembebasan tanah air".

Setelah, dua negara merdeka didirikan di Semenanjung Korea pada 15 Agustus 1948, tiga tahun setelah kekalahan Jepang.

Uni Soviet telah mengalahkan Jepang di Korea Utara, sedangkan AS telah membebaskan Korea Selatan.

Pada tahun 1949, Hari Pembebasan dijadikan sebagai hari libur umum di Korea Selatan oleh presiden pertamanya, Syngman Rhee.

Setiap perayaan, ada upacara peringatan khusus yang diadakan setiap tahun untuk Hari Pembebasan yang dihadiri oleh presiden yang duduk di Korea Selatan.

Lagu Gwangbokjeol juga menjadi identitas sebagai bentuk merayakan pembebasan dan biasanya selalu dinyanyikan pada upacara ini.

6. Chuseok (20-22 September 2021)

Chuseok merupakan suatu festival besar yang biasanya dirayakan oleh masyarakat Korea Selatan dan dirayakan pada bulan purnama. Warga Korea Selatan biasanya mendapatkan jatah libur selama tiga hari. (naver)

Chuseok berarti "Malam Musim Gugur" dalam bahasa Korea dan merupakan festival panen yang berlangsung selama tiga hari berturut-turut.

Chuseok, mirip dengan Thanksgiving Amerika, adalah hari libur terbesar di Korea. Chuseok dirayakan pada hari ke-15 bulan ke-8 dari kalender china.

Selama Chuseok, orang Korea mengunjungi makam leluhur mereka atau mengadakan upacara peringatan leluhur di rumah-rumah

Biasanya, di meja makanan, setiap keluarga selalu membuat makanan tradisional seperti songpyeon, kue beras dengan isian khusus yang dikukus di atas jarum pinus, dan anggur beras.

Pancake Korea dan buah-buahan segar juga biasa dikonsumsi selama Chuseok.

7. Hangul Day (9 Oktober 2021)

Hangul Day (ist)

Setiap 9 Oktober adalah Hari Hangeul di Korea Selatan untuk memperingati penemuan alfabet Korea di tahun 1443. Terkadang, hari libur ini juga disebut "Hari Bahasa Korea".

Hangul ditemukan oleh Raja Sejong Korea, bersama dengan beberapa sarjana, yang menciptakan sistem penulisan khas Korea.

Hangul pertama kali digunakan secara umum pada tahun 1446.

Adanya sistem ini bertujuan untuk meningkatkan tingkat melek huruf di Korea.

Sistem lama, Korea mengikuti tulisan China yang dikenal dengan ‘Hanca’. Hingga kini terkadang, orang-orang Korea sering menggabungkan huruf Hangul dengan Hanca.

Alasan ini, Hari Hangeul menjadi hari libur patriotik sekaligus perayaan bahasa dan alfabet Korea.

Baca juga: Seruput Hangatnya Wedang Ronde Mbah Payem, Kuliner Legendaris Jogja Sejak 1965

Baca juga: 5 Jajanan Tradisioal Indonesia Berbahan Dasar Singkong, Ada yang Berasal dari Daerahmu?

Baca juga: Black Day di Korea Selatan, Hari Bagi Para Jomblo untuk Tenggelam dalam Kesedihan, Seperti Apa?

Baca juga: Jelajah Keindahan Amsterdam dan Korea Selatan di Flora Wisata San Terra

Baca juga: 5 Kafe dan Restoran di Bandung yang Sajikan Kuliner Khas Korea Selatan, Rasanya Autentik

Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Mengenal 7 Perayaan dan Hari Libur Nasional di Korea Selatan : dari Seollal Hingga Chuseok