Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Ketahui 7 Perayaan dan Hari Libur Nasional di Korea Selatan

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bukchon Hanok Village di Seoul Korea Selatan.

Namun yang pasti, kehidupan di Kota Seoul menjadi lebih hening selama masa liburan yang panjang.

Sementara sebagian besar bisnis berhenti beroperasi, museum dan istana seperti Gyeongbokgung dan Changdeokgung buka sepanjang masa liburan, memungkinkan masyarakat untuk ikut serta dalam adat istiadat tradisional.

Selama Seollal, tiket masuk gratis ke istana-istana ini dan berbagai kegiatan budaya ditawarkan bagi mereka yang ingin mengambil bagian dalam ‘sebae’ dan sesi informasi tentang ‘ondol’, sistem pemanas lantai Korea.

Pusat Budaya Global Seoul di Myeongdong akan menjadi tuan rumah kegiatan Tahun Baru Imlek, termasuk berdandan di hanbok, membuat kartu Tahun Baru Imlek dan memainkan permainan tradisional seperti ‘yunnori’ dan ‘tuho’.

‘Yunnori’ adalah permainan papan tradisional Korea, sementara ‘tuho’ adalag permainan tradisional dari Korea yang dimainkan dengan cara melemparkan anak panah atau tongkat yang panjang ke dalam sebuah tempayan.

Museum Rakyat Nasional Korea, yang terletak di sebelah Gyeongbokgung, juga akan dibuka dengan sebuah pameran yang menghormati tahun tikus, berjudul ‘Even a Rat has Its Day’ yang berlangsung hingga 1 Maret.

Seollal adalah waktu yang optimal untuk mendaki gunung-gunung Seoul dan menghindari lalu lintas pejalan kaki biasa di akhir pekan normal, dan medan pegunungan Seoul menawarkan banyak titik pandang yang indah ke Gyeongbokgung, cakrawala Seoul dan Sungai Han.

Jalan setapak di beberapa gunung yang lebih tinggi seperti Bukhansan, puncak tertinggi Seoul, bisa menjadi licin, terutama dengan es musim dingin, sehingga perlengkapan yang tepat disarankan.

3. Hari Gerakan 1 Maret

Tiap awal bulan Maret di Korea Selatan biasanya menjadi hari peringatan gerakan kemerdekaan tahun 1919 yang disebut dengan Hari Gerakan 1 Maret/Samil Jeol. (ist)

Gerakan kemerdekaan tahun 1919 diperingati di Korea Selatan dengan hari libur khususnya, yang disebut Hari Gerakan 1 Maret. Dalam bahasa Korea disebut ‘Samil Jeol’.

Setelah Perang Dunia I, nasionalisme Korea digerakkan oleh Empat Belas Poin Presiden AS Woodrow Wilson.

Dia mengungkapkan keinginannya untuk menentukan nasib sendiri bagi semua kelompok nasional di dunia.

Sementara, orang Korea dilecehkan di bawah pemerintahan Jepang dengan tekanan keras dan tidak demokratis.

Mahasiswa Korea yang sedang belajar di Jepang memulai gerakan dengan menulis dokumen menuntut kemerdekaan penuh dari pemerintahan asing untuk seluruh Korea.

Makalah ini kemudian dibacakan di depan umum di Korea, dan meskipun ada upaya untuk menjaga agar protes tetap damai dan aman, polisi militer Jepang akhirnya menghentikan prosesi kemerdekaan yang diadakan di Taman Pagoda.

Halaman
1234