Turbulensi sedang, seperti yang tersirat dari namanya, adalah versi yang sedikit lebih intens dari getaran berirama yang terus menerus yang menjadi ciri turbulensi ringan.
Turbulensi sedang berarti gundukan dan perubahan yang lebih besar, dan penumpang bisa kehilangan keseimbangan jika bergerak.
Namun, pesawat tetap terkendali setiap saat.
Selama turbulensi parah, yang ditandai dengan perubahan ketinggian atau sikap yang besar dan tiba-tiba.
Penumpang dapat terlempar ke sabuk pengaman atau tidak memakainya, cedera saat terlempar ke atas atau ke depan.
Pesawat akan berada di luar kendali pilot untuk sementara.
Jika pesawat mengalami turbulensi ekstrim, maka akan terlempar dan hampir tidak mungkin dikendalikan.
Kekuatannya bisa menyebabkan beberapa kerusakan struktural, dan pesawat penerbangan umum yang lebih kecil bahkan bisa pecah.
4. Kejadian yang Sangat Jarang
Meskipun kamu mungkin membaca dua kategori terakhir dan berpikir, 'yah, kedengarannya tidak menyenangkan sama sekali,' kamu mungkin lega mendengar bahwa menurut majalah TIME, pilot menghadapi sekitar lima menit turbulensi parah selama 10.000 jam penerbangan.
Sistem radar modern, peralatan prediksi cuaca, dan pelatihan awak kokpit menjadikannya hal yang sangat langka untuk ditemui.
Menurut Administrasi Penerbangan Federal AS (FAA), turbulensi dalam penerbangan adalah penyebab utama cedera pada penumpang dalam kecelakaan penerbangan non-fatal.
5. Kru Lebih Berisiko Alami Cedera
Tahukah kamu jika kru pesawat lebih berisiko mengalami cedera daripada penumpang yang duduk di kursi dengan sabuk pengaman?
Tingkat keparahan cedera berkisar dari pergelangan kaki patah hingga trauma kepala karena terlempar ke kabin.