Ia juga menyakinkan pasangan tersebut untuk mentransfer lebih banyak uang kepadanya, sehingga dia bisa melunasi pembeli lain dan rekening banknya dicabut oleh pihak berwenang.

Untuk mencegah pasangan ini pergi langsung ke hotel, dia memberi tahu mereka bahwa dia memesan kamar di bawah keanggotaan Paiza yang tidak memperbolehkan anggotanya menjual kamar.

Dia juga mengklaim bahwa dirinya dapat mengembalikan uang pasangan tersebut dan menunjukkan bahwa dia memiliki sekitar 230 ribu dolar AS (Rp 3,2 miliar) di rekening banknya.

Akhirnya, pasangan itu memberinya lebih dari 277 dolar AS selama periode empat bulan.

"Alasan mengapa jumlah ini naik begitu tinggi karena kami begitu sibuk dengan situasi ini dan kami tidak tahu harus berbuat apa lagi, bagaimana mendapatkan uang ini kembali dan karena dia memberi harapan bahwa kami akan mendapatkan uang ini kembali," kata Ivan.

Penipu tersebut pun ditangkap pada 21 Januari dan telah didakwa di pengadilan.

Menurut laporan, sebanyak 15.756 penipuan terjadi di tahun 2020, ini meningkat 65,1 persen dari 9.545 kasus yang dilaporkan pada tahun 2019.

Tonton juga:

Penipuan e-commerce yang naik 19,1 persen tahun lalu adalah jenis penipuan yang paling sering dilaporkan.

Jumlah total penipuan e-commerce meningkat menjadi 6,9 juta dolar AS pada tahun 2020, dari 2,3 juta dolar AS di tahun sebelumnya.

Jumlah terbesar penipuan terjadi pada tahun 2020, yakni 1,9 juta dolar AS dalam satu kasus.

Baca juga: Jadi Lokasi Hilangnya Puluhan Pesawat, Seberapa Bahayanya Terbang di Atas Segitiga Bermuda?

Baca juga: Tarif Menginap di Chevilly Resort & Camp 2021, Staycation dengan Pemandangan Pegunungan di Bogor

Baca juga: Usai Viral karena Tegur Seorang YouTuber, Kini Eiger Bagi-bagi Diskon hingga 50 Persen

Baca juga: Oktober 2021, Phuket Berencana Sambut Turis yang Sudah Divaksin Covid-19

Baca juga: Tengah Malam Lintasi Gunung Putri, Mobil Ini Tersesat Selama 3 Jam di Dalam Hutan

(TribunTravel.com/ Ratna Widyawati)