Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Fakta Unik Perayaan Cap Go Meh Usai Imlek, Disebut Sebagai Hari Kasih Sayang Versi China

Penulis: ronnaqrtayn
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi perayaan Cap Go Meh.

TRIBUNTRAVEL.COM - Jika sudah tiba hari ke-15 usai perayaan Tahun Baru Imlek, maka perayaan Cap Go Meh merupakan hari yang ditunggu-tunggu.

Cap Go Meh merupakan pesta besar warga Tionghoa yang bertujuan memberi hiburan kepada seluruh warga Tionghoa dan warga sekitar dengan menonton berbagai pertunjukan seperti Barongsai, Liong, dan indahnya ratusan cahaya lampion.

Perayaan Cap Go Meh di Indonesia tidak kalah meriah dengan perayaan Tahun Baru Imlek.

Di Kota Singkawang misalnya, terkenal dengan festival Cap Go Meh yang mampu menarik wisatawan dalam maupun luar negeri.

Uniknya penyebutan kata 'Cap Go Meh' sebenarnya hanya populer di Indonesia, di negara lain seperti China, Taiwan, dan Singapura nama festival ini berbeda.

Baca juga: Meriahkan Tahun Baru Imlek 2021, 7 Hotel di Jakarta Ini Tawarkan Promo Menarik

Kata 'Cap Go Meh' sendiri diserap dari Bahasa Hokkian.

'Cap' berarti sepuluh, 'Go' berarti lima, sedangkan 'Meh' berarti malam.

Penyebutan ini merujuk pada waktu penyelenggaraan acara yang memang diselenggarakan pada penanggalan 15 kalender China.

Di China nama perayaan ini adalah Yuan Xiao atau Shang Yuan.

Di negara Barat, festival ini disebut Lantern Festival (Festival Lampion atau Chinese Valentine's Day, hari Kasih Sayang versi China).

TONTON JUGA:

Sejarah Cap Go Meh

Dikutip dari Kompas.com, Cap Go Meh diperkirakan sudah dirayakan sejak 2.000 tahun lalu.

Sejak zaman Dinasti Han (206 Sebelum Masehi-25 Masehi) ketika biksu Buddha harus membawa lentera untuk ritual indah.

Mereka kemudian menerbangkan lentera tersebut, sebagai simbol untuk melepas nasib lalu yang buruk dan menyambut nasib baik untuk masa mendatang.

Dari sini lah akhirnya Cap Go Meh identik dengan lentera.

Hari Kasih Sayang Versi China

Cap Go Meh disebut juga sebagai Hari Kasih Sayang versi China.

Mengapa? Karena pada zaman dahulu, perempuan yang belum menikah tidak diperkenankan meninggalkan rumah seorang diri kecuali pada perayaan Cap Go Meh.

Sehingga beberapa hari perayaan ini menjadi waktunya bersosialisasi dengan semua orang, terutama lawan jenis calon pasangan hidup.

Menyalakan lentera juga identik dengan tanda atau harapan akan mendapat kehidupan percintaan yang lebih baik.

Perayaan Cap Go Meh tahun 2019 di Singkawang. (Dok. Grab)

Cap Go Meh merupakan akhir dari hal tabu di perayaan Imlek

Saat perayaan Imlek, ada banyak hal tabu yang tidak boleh dilakukan atau dibeli.

Misalnya tidak boleh membeli sepatu, buku, menangis, dan lain-lain.

Nah, momen Cap Go Meh merupakan penanda perayaan Imlek telah usai, begitu pula dengan hal-hal yang dianggap tabu.

Perayaan Cap Go Meh di Indonesia

Perayaan Cap Go Meh di Indonesia terbilang istimewa karena telah berakulturasi dengan budaya setempat.

Misalnya di Singkawang ada ritual pawai tatung, yakni pembakaran replika naga untuk menolak bala satu kota.

Di Pulau Jawa, masyarakat Tionghoa merayakan dengan lontong cap go meh.

Lontong cap go meh ini merupakan kuliner serapan dari ketupat lebaran.

Hal yang berbeda dari ketupat hanya bentuknya yang bulat dan menyerupai bulan purnama yang biasa bersinar di penanggalan 15 China.

Baca juga: Fakta Menarik dan Sejarah Cheongsam, Baju Ikonik yang Sering Dipakai saat Perayaan Imlek

Baca juga: 6 Jajanan Manis yang Dihidangkan saat Tahun Baru Imlek Ini Dipercaya Bawa Keberuntungan

Baca juga: Makna di Balik Sembahyang Arwah Leluhur Jelang Tahun Baru Imlek dalam Budaya Tionghoa

Baca juga: Mie Tiaw Asuk, Choi Pan dan 8 Kuliner Enak di Singkawang yang Cocok Disantap di Momen Imlek 2021

Baca juga: 5 Wisata di Singkawang untuk Liburan Tahun Baru Imlek 2021, Ada Danau Biru yang Unik

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Apa Itu Cap Go Meh, dan 5 Fakta Menarik Lainnya..."