Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Bukan Lagi Amsterdam, Inikah yang Bakal Jadi Kiblat 'Pariwisata Ganja' di Eropa?

Penulis: Sinta Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana siang hari di Kota Amsterdam, Belanda, Rabu (23/5/2018).

"Amsterdam adalah kota internasional dan kami ingin menarik wisatawan, tetapi kami ingin mereka datang karena kekayaannya, keindahannya, dan institusi budayanya," kata Walikota Halsema dalam sebuah pernyataan, dikutip TribunTravel dari Lonely Planet.

"Masalahnya adalah: ada banyak sekali (turis)," lanjutnya.

Oleh sebab itu, rencana pemerintah untuk melarang turis ke kafe ganja diharapkan dapat mengurangi jumlah wisatawan yang terlampau membeludak.

Penduduk Belanda tak terlalu menyukai ganja

Walikota Halsema mengumumkan bahwa tahun depan, kota ini berencana untuk mengubah undang-undang sehingga hanya penduduk Belanda yang dapat mengunjungi lebih dari 150 kafe ganja.

Namun penduduk Belanda bukan fans berat ganja.

Sejumlah penelitian menunjukkan penggunaan ganja tidak lebih tinggi di Belanda daripada di kebanyakan negara Eropa lainnya.

"Orang Belanda tidak terlalu banyak menghisap ganja, itu bukan masalah besar bagi kami," kata seorang penduduk Belanda.

Baca juga: Amsterdam Punya Desa Terapung dengan Rumah Ramah Lingkungan, Seperti Apa?

Baca juga: Pemerintah Amsterdam Berencana Akan Larang Turis Kunjungi Kedai Kopi dan Beli Ganja, Kenapa?

Baca juga: 3 Negara untuk Dikunjungi saat Solo Traveling, Jepang Dikenal Ramah pada Turis Asing

Baca juga: 6 Museum Unik di Amsterdam, Torture Museum Berisi Alat Penyiksaan Manusia

Baca juga: Sepeda Parkir Dianggap Rusak Pemandangan Kanal, Amsterdam Akan Pasang Pot Bunga di Jembatan

(TribunTravel.com/Sinta Agustina)