Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Bukan Lagi Amsterdam, Inikah yang Bakal Jadi Kiblat 'Pariwisata Ganja' di Eropa?

Penulis: Sinta Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana siang hari di Kota Amsterdam, Belanda, Rabu (23/5/2018).

TRIBUNTRAVEL.COM - Ibu kota Amsterdam, Belanda, menjadi tempat favorit turis untuk 'wisata ganja'.

Bukan tanpa alasan, di kota ini turis dapat dengan mudah mendapatkan ganja di kafe-kafe.

Namun, Pemerintah Amsterdam berencana akan melarang wisatawan mengunjungi kafe di ibu kota Belanda tersebut.

Rencana ini disebut-sebut akan menjadikan Barcelona sebagai pusat pariwisata ganja baru di Eropa.

Dilaporkan Fodors, Barcelona melegalkan obat tersebut pada tahun 2017 tetapi sejauh ini tetap menjaga suasana kafe ganja tetap rendah dibandingkan Amsterdam.

Barcelona mungkin tidak ingin mengambil alih tempat Amsterdam sebagai ibu kota pariwisata ganja di Eropa.

Las Ramblas, Barcelona, Spanyol. (Capri by Fraser Barcelona)

Tapi ratusan ribu, bahkan jutaan wisatawan yang menyukai mariyuana tiba di Eropa setiap tahun, setidaknya di luar masa pandemi.

"Rencana Amsterdam untuk melarang orang asing dari kafe ganja tampaknya akan mendorong turis ke Barcelona," informasi yang tertulis dalam situs Fodors.

Rencana pemerintah Amsterdam

Sebagai salah satu dari sedikit negara di mana penggunaan ganja untuk rekreasi legal, Belanda telah lama menjadi kiblat pariwisata ganja, dengan Amsterdam sebagai pusatnya.

Pada 1976, Belanda membuat penjualan dan penggunaan ganja legal di dalam kafe ganja.

Sejak saat itu, jumlah turis di Amsterdam terus meningkat.

Kebanyakan wisatawan 'terhipnotis' tidak hanya oleh kebebasan menggunakan ganja secara terbuka di depan umum, tetapi juga oleh berbagai jenis ganja yang dijual di kafe-kafe ini.

Tahun lalu, Walikota Amsterdam Femke Halsema mengadakan survei terhadap wisatawan yang mencakup pertanyaan tentang hubungan mereka dengan kedai kopi.

Wisatawan di Rembrandtplein, Amsterdam, Belanda, Kamis (25/5/2018). (TRIBUNTRAVEL.COM/SINTA AGUSTINA)

Dari survei tersebut terungkap, 57 persen orang asing yang mengunjungi pusat kota Amsterdam mengatakan bahwa mengunjungi kedai kopi adalah 'alasan yang sangat penting' untuk berkunjung.

Halaman
12