Maskapai penerbangan seperti American dan Singapore Airlines juga telah melaksanakan uji coba paspor digital sebagai bagian dari skema tanpa kontak mereka.
Berdasarkan survei yang dilaksanakan TAT, saat ini satu dari tiga bisnis di sektor pariwisata telah tutup.
“Ada banyak orang yang tidak mau datang ke Thailand atau ke negara mana pun yang punya kebijakan karantina karena itu menghabiskan terlalu banyak waktu,” kata petinggi grup hotel terbesar di Thailand, yakni Minor International William Heinecke.
Dirinya pun mengusulkan untuk secepatnya mengizinkan orang-orang yang telah divaksinasi untuk bisa bepergian tanpa harus melalui karantina
Adapun, Chief executive Dusit International Suphajee Suthumpun juga mendorong pendahuluan pekerja di bidang perhotelan untuk diprioritaskan mendapatkan vaksinasi.
“Ini juga akan melindungi turis lokal dan internasional, serta mengurangi risiko penularan,” ujar dia.
Industri pariwisata Thailand biasanya menyumbang 1/6 dari Gross Domestic Products (GDP) Thailand.
Di tahun 2019, jumlahnya mencapai 40 juta kedatangan.
Jumlah itu menurun 83 persen di tahun 2020.
Laporan terakhir menunjukkan bahwa lebih dari jutaan pekerjaan telah terdampak akibat pandemi ini.
Pemerintah Thailand setuju dan mendukung untuk memulai kembali pariwisata sebagai satu-satunya jalan mencegah lebih banyak pekerjaan terdampak.
Baca juga: 4 Tips Menyimpan Ayam Kentucky, Masih Tetap Renyah hingga 4 Hari
Baca juga: Eiger Akhirnya Angkat Bicara Terkait Surat Keberatan yang Dikirim pada YouTuber Soal Review Produk
Baca juga: Mengenal Patola, Kuliner Ekstrem yang Bisa Dijumpai di Langowan Minahasa
Baca juga: Nasi Goreng Mafia dan 5 Nasi Goreng Enak di Malang untuk Makan Malam
Baca juga: Di Lumajang Ada Kerupuk yang Terbuat dari Kulit Pisang, Kaesang Pangarep Pernah Beli
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Thailand Pertimbangkan Izinkan Pendatang yang Sudah Vaksinasi Tak Lakukan Karantina.
Baca tanpa iklan