Melakukan sembahyang sebagai bentuk penghormatan kepada para leluhur di budaya Tionghoa, khususnya yang memegang kepercayaan Konghucu, merupakan suatu hal yang wajib.
Beberapa orang Tionghoa masih memiliki altar sembahyang dalam rumah.
Biasanya, altar tersebut juga disebut sebagai Meja Abu.
Barang-barang yang terdapat di atas Meja Abu antara lain adalah papan arwah, dupa dan lilin, uang kertas, dan makanan dan minuman.
Untuk makanan dan minuman yang disajikan, setiap orang Tionghoa memiliki variasi yang berbeda.
Sajian tersebut juga akan disesuaikan dengan kondisi ekonomi setiap orang.
Sebagai sebuah kegiatan yang wajib dilakukan, sembahyang tidak memiliki sebuah peraturan khusus terkait sajian yang dihidangkan di Meja Abu.
Aturan tersebut ada agar seluruh orang Tionghoa, baik dari kelas menengah ke atas atau menengah ke bawah, dapat melakukan sembahyang.
Selain sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur, sembahyang dalam budaya Tionghoa juga dapat dilakukan sebagai bentuk perayaan kebahagiaan bersama dengan para leluhur.
Baca juga: Mie Tiaw Asuk, Choi Pan dan 8 Kuliner Enak di Singkawang yang Cocok Disantap di Momen Imlek 2021
Baca juga: Penumpang Ini Berontak Tak Mau Turun dari Pesawat Meski Sudah Mendarat, Videonya Viral di Medsos
Baca juga: Pramugari Ini Jadi Korban PHK Akibat Pandemi, Rela Jualan Alpukat untuk Sambung Hidup
Baca juga: 5 Wisata di Singkawang untuk Liburan Tahun Baru Imlek 2021, Ada Danau Biru yang Unik
Baca juga: Diyakini Bisa Bawa Sial Sepanjang Tahun, Ini 5 Makanan yang Pantang Dikonsumsi Saat Tahun Baru Imlek