Namun, ia juga memperingatkan bahwa penelitian lebih lanjut perlu dilakukan tentang kemungkinan reaksi alergi terhadap serangga.
Serangga banyak dimakan di tempat lain di dunia, dengan perkiraan 1.000 spesies telah banyak dikonsumsi di wilayah Afrika, Asia dan Amerika Latin.
Sementara di Eropa masih ada hambatan psikologis bagi orang-orang untuk mengonsumsinya.
"Ada alasan kognitif yang berasal dari pengalaman sosial dan budaya kita, yang disebut 'faktor yuck', ini membuat pemikiran makan serangga dapat mengusir banyak orang Eropa. Dengan waktu dan penjelasan yg baik, sikap seperti itu bisa berubah," kata Giovanni Sogari, seorang peneliti sosial dan konsumen di Universitas Parma di Italia.
Baca juga: 6 Serangga Paling Berbahaya di Dunia, dari Lalat Tsetse Hingga Laba-laba Black Widow
Baca juga: 6 Kuliner Olahan Serangga dari Berbagai Negara, Ada Sup Ulat Goreng yang Terkenal di Jepang
Baca juga: 7 Jenis Serangga yang Dijadikan Makanan di Beberapa Negara, Pernah Coba Burger Ulat?
Baca juga: Bukan Digoreng, Serangga di Afrika Selatan Diolah Jadi Es Krim
Baca juga: Ulat Sagu hingga Rempeyek Serangga, Inilah 7 Makanan Ekstrem yang Ada di Indonesia
(TribunTravel.com/Muhammad Yurokha M)