Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Analisa Captain Vincent Raditya Terkait Tragedi Sriwijaya Air SJ182: Kecil Kemungkinan Sabotase

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Analisa Captain Vincent Raditya terkait data pesawat Sriwijaya Air SJ182 sebelum jatuh di perairan Kepulauan Seribu pada Sabtu (9/1/2020).

TRIBUNNEWSWIKI.COM -  Captain Vincent ungkap lengkap dengan simulasi khusus menggunakan airplane simulator untuk menjawab berbagai pertanyaan netizen.

Tragedi pesawat Sriwijaya Air SJ182 jatuh di Kepulauan Seribu, Sabtu (9/1/2021) menjadi topik yang begitu hangat.

Di balik tragedi tersebut, publik masih dibuat bertanya-tanya.

Terutama soal penyebab dan apa yang sebenarnya terjadi di dalam pesawat hingga menimbulkan kecelakaan.

YouTuber sekaligus pilot Captain Vincent Raditya ungkap hasil analisanya.

Analisa Captain Vincent Raditya terkait data pesawat Sriwijaya Air SJ182 sebelum jatuh di perairan Kepulauan Seribu pada Sabtu (9/1/2020). (Instagram.com/@vincentraditya dan YouTube Vincent Raditya)

Vincent Raditya melihat adanya perbedaan signifikan setelah berusaha kuat membuat narasi kronologi serupa detik-detik jatuhnya Sriwijaya Air SJ182.

Captain Vincent Raditya melihat kecilnya kemungkinan adanya sabotase, jika memang kecelakaan sengaja direncanakan.

Hal itu disampaikannya dalam vlog terbarunya yang saat ini menjadi sangat viral.

Diunggah pada Selasa (12/1/2021), video di kanal YouTube Vincent Raditya itupun mendapat lebih dari 2,5 juta penonton dalam semalam.

Kini, dipantau TribunJatim.com menduduki 12 besar peringkat trending di YouTube.

Dalam video itu, Vincent Raditya bersama tim mencoba mensimulasikan keadaan Sriwijaya Air SJ 182 saat akan terjatuh di Kepulauan Seribu.

Vincent Raditya saat menjabarkan kemungkinan pesawat di sabotase (YouTube)

Dikatakan Vincent bahwa ia dan timnya cukup sulit ketika ingin membentuk jejak sama dengan jejak terakhir yang ditinggalkan Sriwijaya Air SJ 182 yang tertangkap radar.

Dalam radar Flight Radar 24, terlihat memang pesawat yang ditumpangi 62 penumpang menuju Pontianak itu menukik tajam.

Lantas, dalam radar sinyalnya hilang dan mengalami penurunan kecepatan sangat tajam hingga menyebabkan terjun ke atas laut di Kepulauan Seribu.

Vincent Raditya mengungkap kemungkinan bahwa sangat sulit untuk membuat jejak sabotase jika yang terbaca di radar bentuknya seperti yang ada.

Halaman
1234