TRIBUNTRAVEL.COM - Pernahkah kamu bertanya-tanya, bagaimana keadaan di luar angkasa?
Atau, bagaimana ya cuaca di luar angkasa, apakah sama dengan di Bumi?
Belum lama ini, Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional (NASA) telah merilis prediksi cuaca di luar angkasa dengan mengubah gerakan awan menjadi suara.
Namanya adalah nada dering "Out-of-this-world".
Musik tersebut dibuat melalui interpretasi musik dari pola cuaca di planet Mars yang telah dirilis NASA.
Para peneliti menggunakan superkomputer Pleiades di Ames Research Center milik badan antariksa di California untuk mengubah prediksi pergerakan awan Mars menjadi suara.
Baca juga: NASA Rilis Foto-foto Bumi dari Stasiun Luar Angkasa, Diambil Langsung oleh Sejumlah Astronaut
Setelah proses 'sonifikasi data' selesai, ahli suling dan ahli musik Alyssa Schwartz dari Fairmont State University di West Virginia menghidupkan karya itu.
Rekaman video menunjukkan lantunan musik lembut yang dapat diunduh dari situs resmi NASA.
"Dengan meningkatnya minat dalam eksplorasi Mars, ada kebutuhan mendesak untuk mempelajari dan memprediksi cuaca planet, dan itulah yang dapat dilakukan superkomputer Pleiades yang luar biasa," kata fisikawan Domenico Vicinanza dari Universitas Anglia Ruskin.
"Kami telah menggunakan data ilmiah nyata untuk membuat musik yang nyata, sehingga Alyssa sebenarnya memainkan bentuk awan Mars yang bergerak, seperti yang diprediksi oleh superkomputer."
Pleiades adalah salah satu superkomputer terkuat di dunia yang digunakan oleh NASA untuk meramalkan cuaca di Mars.
Dilaporkan dalam Dailymail, Mars memiliki badai debu terbesar di seluruh tata surya, yang dapat berlangsung selama beberapa bulan.
Bahkan debu itu bisa menutupi seluruh planet.
Para peneliti menggunakan sistem pelacakan pencitraan untuk mempelajari pergerakan formasi awan yang diprediksi oleh superkomputer, di mana pola akan disaring dan dipetakan ke interval musik dan menghasilkan karya yang bisa dimainkan oleh Dr Schwartz.
TONTON JUGA:
"Saya sangat bangga dengan proyek ini karena teknik ekstraksi dan pemodelan yang kami gunakan dengan data NASA sama dengan yang kami gunakan dalam penelitian akademis kami sendiri," jelas Dr Vicinanza.
"Model ini memungkinkan ilmuwan data untuk mempelajari data nonlinier yang rumit dan mengekstrak keteraturan atau pola dalam data itu."
"Ini memiliki berbagai kegunaan praktis termasuk mempelajari data kesehatan dalam jumlah besar, ramalan ekonomi dan, tentu saja, membuat musik."
Di samping nada dering, tim peneliti juga telah merilis suara peringatan teks yang cocok, kemudian disusun berdasarkan kapasitas unit pemrosesan pusat Pleiades.
Pleiades ratusan ribu kali lebih cepat daripada komputer rumahan biasa jika menggunakan 246.048 core CPU dan 900 terabyte memori.
Nada dering tersebut disiapkan sebelum Konferensi Internasional untuk Komputasi Kinerja Tinggi (SC20), yang berlangsung akhir bulan ini.
Baca juga: Ilmuwan NASA Dibuat Bingung saat Lubang Hitam Supermasif Paling Mengerikan Mendadak Hilang
Baca juga: NASA Bagikan Foto Luar Angkasa yang Belum Pernah Dirilis Sebelumnya untuk Hormati Teleskop Hubble
Baca juga: Harga Tiket Masuk Mojosemi Forest Park, Destinasi Wisata di Magetan dengan Koleksi Dinasaurus
Baca juga: Astronaut Ceritakan Cara Mereka Menyelundupkan Minuman Beralkohol, Meski NASA Melarang Keras
Baca juga: Viral di Medsos, Astronot NASA Bagikan Video Menakjubkan saat Pertama Melihat Bumi dari Luar Angkasa
(TribunTravel.com/Nurul Intaniar)