TRIBUNTRAVEL.COM - Liburan akhir tahun 2025 semakin dekat, dan berbagai acara budaya mulai digelar untuk menghidupkan suasana kota.
Salah satunya adalah Acaraki Jamu Festival (AJF) 2025 – Edisi Pahlawan yang berlangsung di Taman Fatahillah, Kota Tua Jakarta, pada 16 November 2025.
Baca juga: Magic Art 3D Museum Kota Tua Jakarta Barat: Spot Foto Instagramable, Tiket Masuk & Ilusi Optik
Baca juga: Itinerary Jakarta Barat 1 Hari dari Bekasi: Bujet Rp 540 Ribu Berdua, Wisata Kota Tua & Museum Macan
Festival ini menarik perhatian masyarakat karena tidak hanya menampilkan kemeriahan seni dan budaya, tetapi juga mengangkat tema besar tentang semangat perjuangan serta pelestarian warisan jamu Nusantara.
Acara ini digelar bertepatan dengan momentum Hari Pahlawan Nasional, sehingga pesan perjuangan dan penghormatan kepada para pahlawan terasa sangat kuat.
Dalam perayaan kali ini, AJF 2025 menggabungkan unsur tradisi, kesehatan, kreativitas, hingga pemberdayaan masyarakat.
Festival ini menjadi ruang khusus bagi para pelaku budaya dan masyarakat umum yang selama ini bekerja dalam senyap namun tetap menjaga nilai-nilai luhur bangsa.
Baca juga: Jelajahi Museum Bank Mandiri Jakarta Barat, Wisata Sejarah di Kawasan Kota Tua
Jamu sebagai Ikon Budaya dan Gaya Hidup Modern
Acaraki Jamu Festival merupakan bagian dari rangkaian tahunan Acaraki Jamu Nusantara yang berkomitmen merevitalisasi jamu sebagai simbol gaya hidup sehat dan identitas bangsa.
Dalam edisi Pahlawan, penyelenggara ingin menegaskan bahwa jamu bukan hanya minuman tradisional, tetapi juga ikon budaya yang menyatukan kesehatan, kreativitas, dan kearifan lokal.
Tema “Pahlawan” dipilih dari keyakinan bahwa setiap individu memiliki cahaya perjuangan dalam dirinya.
Para pelaku budaya, pekerja harian, hingga warga biasa yang mempertahankan tradisi jamu menjadi inspirasi utama festival ini.
Mereka adalah pahlawan kehidupan yang menjaga nilai budaya di tengah gempuran perubahan zaman.
Salah satu simbol paling kuat yang diangkat dalam festival adalah Mbok Jamu, sosok perempuan yang selama berabad-abad mengemban tugas mulia menguatkan tubuh, menenangkan jiwa, dan menjadi penjaga warisan herbal Nusantara.
Sosok ini dihadirkan sebagai representasi semangat, keteguhan, dan pengabdian tanpa pamrih.
Baca juga: Libur Sekolah Seru ke Kota Tua Jakarta, Wisata Gratis dengan Nuansa Sejarah Klasik
Penghubung Seni, Kesehatan, dan Ekonomi Kreatif
Dalam pelaksanaannya, Acaraki Jamu Festival 2025 menjadi jembatan lintas bidang antara dunia kesehatan, pariwisata, seni, dan ekonomi kreatif.
Kolaborasi ini menciptakan ruang baru bagi jamu untuk bersinar di ruang publik, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Melalui berbagai aktivitas kreatif, festival ini menunjukkan bahwa jamu dapat tetap relevan dalam kehidupan modern.
Dengan lebih dari 400 peserta, festival ini menjadi wadah berkumpulnya masyarakat yang ingin merayakan budaya sekaligus berpartisipasi dalam kegiatan bertema kesehatan dan kebhinekaan.
Baca juga: Menyusuri Ruang Tahanan Bawah Tanah Kota Tua, Jejak Dua Pahlawan Ditawan Belanda
Rangkaian Acara Acaraki Jamu Festival 2025
Sejumlah kegiatan utama yang menjadi sorotan di Acaraki Jamu Festival 2025 – Edisi Pahlawan:
1. Upacara Pembukaan Pahlawan
Festival dibuka dengan upacara pengibaran bendera Merah Putih dan lagu Indonesia Raya yang dikumandangkan melalui gramofon klasik.
Nuansa historis Taman Fatahillah semakin terasa dengan kehadiran perangkat musik antik tersebut.
2. Fun Walk 2.5K & Legowo Stations
Kegiatan jalan sehat sepanjang 2,5 kilometer ini melewati rute bersejarah di Kota Tua.
Peserta diajak mengenang titik-titik budaya jamu sambil merasakan suasana kawasan yang sarat nilai sejarah.
3. Peluncuran Karya “Shadow of The Light” oleh Woro Mustiko
Salah satu agenda paling ditunggu adalah peluncuran karya musik “Shadow of The Light”.
Karya ini memadukan orkestra Barat dengan alat musik tradisional Indonesia.
Sentuhan vokal sinden menciptakan harmoni yang menampilkan kekayaan musikal Nusantara.
4. Heroes Appreciation Stage
Panggung penghargaan ini disiapkan khusus untuk para “pahlawan dalam bayangan”, seperti Mbok Jamu, petugas PPSU, pengemudi ojek online, hingga seniman lokal Kota Tua.
Mereka diberi apresiasi atas dedikasi dan kontribusi yang selama ini jarang terlihat.
5. Karnaval Permainan & Estafet Nusantara
Kegiatan ini membawa pengunjung kembali ke masa kecil melalui permainan tradisional yang menggambarkan semangat persatuan.
Karnaval ini juga menegaskan pentingnya melestarikan budaya asli Indonesia agar tetap dikenal generasi muda.
6. Petisi Aksara Nusantara
Salah satu program yang menarik perhatian adalah digelarnya Petisi Aksara Nusantara.
Aksi ini bertujuan menghidupkan kembali aksara tradisional Indonesia seperti Jawa, Sunda, Bali, dan lainnya agar tidak hanya dianggap sebagai warisan budaya, tetapi juga digunakan secara relevan dalam karya-karya modern.
Festival Budaya yang Relevan untuk Generasi Muda
Acaraki Jamu Festival 2025 menunjukkan bahwa pelestarian budaya tidak harus dilakukan dengan cara yang kaku atau membosankan.
Melalui pendekatan kreatif, festival ini menghadirkan jamu dan tradisi Nusantara dalam format yang menarik bagi generasi muda.
Tidak hanya menyajikan hiburan, festival ini juga memberikan edukasi tentang kesehatan herbal, gaya hidup alami, hingga pentingnya mengenal identitas budaya.
Kehadiran berbagai komunitas dan seniman muda juga menambah warna pada acara ini.
Momentum Kebersamaan Menjelang Akhir Tahun
Digelarnya festival pada pertengahan November menjelang liburan akhir tahun menjadi daya tarik tersendiri bagi warga Jakarta dan wisatawan.
Kawasan Kota Tua yang ikonik menjadi latar ideal untuk merayakan semangat perjuangan, kesehatan, dan budaya.
Dengan berbagai aktivitas yang sarat nilai kebangsaan, Acaraki Jamu Festival 2025 – Edisi Pahlawan menjadi bukti bahwa jamu bukan sekadar minuman, tetapi simbol kecintaan pada warisan Nusantara.
Ambar/TribunTravel
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.