Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Pilot Wanita Terakhir pada Masa Perang Dunia II Meninggal di Usia 103 Tahun

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi pilot duduk di ruangan kokpit pesawat, Selasa (17/11/2020).

Wadsworth menambahkan, "Siapa pun yang memenuhi pelatihan yang diperlukan dengan cepat akan diterima."

TONTON JUGA:

Wadsworth menyebutkan jika profesi tersebut tidak mematok harus seorang wanita, melainkan siapa saja yang belum pernah terbang sebelumnya.

Menurut laporan Dailymail, Wadsworth pernah dikirim ke Haddenham Airfield di Buckinghamshire untuk memulai latihan pertamanya.

Secara total, dia menghabiskan 590 jam di cockipit dengan 430 di antaranya terbang sendirian.

Sejak itu, buyut dari tujuh anak dan nenek lima anak ini terbang ke Amerika Serikat, mengelilingi Washington, Seattle, Alaska, dan sekitar Inggris Raya.

Wadsworth menceritakan jika sebelum belajar terbang dia harus mempelajari tentang cuaca serta berbagai sistem pesawat seperti mesin.

Dia juga harus belajar cara menavigasi.

Dia berkata, "Saya bisa terbang sendiri setelah 12 jam pelatihan, dari yang tidak pernah bisa terbang sebelumnya. Tapi butuh waktu seumur hidup untuk bisa belajar terbang dengan sempurna. Tidak terlalu sulit untuk belajar jika kamu diajari terbang dengan benar."

"Kamu harus memiliki ide yang bagus tentang peta. Navigasi juga sangat penting karena kami tidak pernah memiliki koneksi udara ke darat pada masa itu."

Wadsworth bahkan menggambarkan garis besar tentang salah satu Spitfire selama Perang Dunia II.

"Kami tidak bisa menelepon atau berhubungan dengan orang lain. Begitu kami di udara, kami benar-benar sendirian."

Wadsworth menghabiskan beberapa tahun berikutnya ditempatkan di beberapa dari 14 kolam feri ATA, mendapatkan lisensi Kelas 3 yang memungkinkannya menerbangkan pesawat ringan bermesin ganda.

Wanita yang menikah dengan Bernard Wadsworth, insinyur penerbangan ATA selama 71 tahun ini, mengatakan jika dia berada di kokpit sampai hari terakhir perang pada tahun 1945 ketika ATA ditutup.

Dia mengatakan, "Saya belum pernah mengemudikan atau menerbangkan pesawat sejak saat itu."

Halaman
123