Enam bulan setelah kecelakaan itu, sumber yang dekat dengan penyelidikan mengungkapkan isi rekaman suara kokpit, yang menangkap pilot yang mencoba memahami mengapa pesawat itu terbang tidak menentu.
Sumber tersebut mengatakan bahwa kapten yang menerbangkan pesawat meminta petugas pertama untuk memeriksa buku pegangan pesawat untuk daftar periksa kejadian abnormal.
Selama sembilan menit berikutnya para pilot tetap tenang saat berusaha mengendalikan pesawat.
Pada detik-detik terakhir sebelum tabrakan, kapten kelahiran India itu terdiam, dan perwira pertama, dari Indonesia, mengucapkan “Allahu Akbar”, atau “Tuhan Yang Maha Besar”.
MA, AKU MENCINTAIMU
Pada bulan September 1978, penerbangan Pacific Southwest Airlines (PSA) 182 bertabrakan dengan pesawat ringan Cessna saat turun dan hendak mendarat di Lindbergh Field, yang sekarang menjadi Bandara Internasional San Diego.
Ada 135 orang tewas di pesawat Pacific Southwest, dua di Cessna dan tujuh di darat.
Berdasarkan pencatatan dan penyelidikan selanjutnya, ditemukan bahwa kecelakaan itu terjadi ketika kru PSA kehilangan pandangan dari Cessna dan tidak memberitahukan fakta tersebut kepada pengawas lalu lintas udara.
Rekaman dari pesawat PSA menangkap suara benturan dan respon awak pesawat dalam 20 detik berikutnya hingga terjadi kecelakaan.
Kapten: “Apa yang kita dapatkan di sini?”
Petugas pertama: "Kami pembunuh bayaran, kami dipukul."
Kapten (di radio): “Tower, kita akan jatuh, ini PSA.”
Beberapa detik kemudian, kapten terdengar lagi. Ini dia sayang! dia berkata.
Kata-kata terakhir sebelum akhir rekaman adalah: “Persiapkan dirimu. Bu, aku mencintaimu. "
SIALAN, B *** H ITU AKAN DATANG
Baca tanpa iklan