Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Bahayakah Pesawat Melintas di Sekitar Letusan Gunung Berapi dan Menembus Abu Vulkanik?

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gunung Taal, meletus setelah tertidur 43 tahun.

Termasuk kerusakan pada mesin, bilah turbocompressor, atau kaca depan kokpit.

Meski demikian, ini menjadi satu di antara pertimbangan penerbangan dalam menetapkan risiko keselamatan utama (pertimbangan pemeliharaan dan biaya yang signifikan).

Risiko paling serius adalah dari abu yang melelehkan mesin.

Abu dapat menyatu di mesin dan menempel pada bilah atau bagian lain.

Hal ini disebabkan titik leleh elemen kaca abu yang lebih rendah dari suhu pengoperasian mesin.

Abu cair ini kemudian dapat membeku ketika bersentuhan dengan komponen pembakaran dan turbin yang didinginkan.

Penumpukan ini dapat menyebabkan mesin mati.

Inilah yang terjadi pada British Airways 747 saat melintasi gunung berapi di Indonesia (dan beberapa penerbangan lainnya sejak itu).

Mereka juga kehilangan hampir semua penglihatan karena abrasi pada kaca depan kokpit.

Abu juga berpotensi merusak bagian struktural lain badan pesawat atau roda pendaratan.

Dan, seperti dicatat oleh Survei Geologi AS, abu vulkanik dapat mencemari bahan bakar, sistem air, atau merusak avionik pesawat.

Sebaiknya hindari sepenuhnya

Secara keseluruhan, ini adalah daftar atau masalah yang panjang dan berbahaya!

Itulah sebabnya, hingga saat ini, pesawat berusaha menghindari terbang menembus abu vulkanik.

Pemantauannya sulit, karena mereka tidak muncul di sistem cuaca dalam pesawat dan tidak terlihat sama sekali pada malam hari.

Indikasi terbaik adalah cahaya di sekitar bagian luar pesawat (dikenal sebagai 'api St Elmo') yang disebabkan oleh partikel abu statis.

Halaman
123