Para tahanan dimasukan dalam sebuah tempat mirip lorong bawah tanah kemudian ditembak dari dari atas.
Atau, tahanan disuruh menggali lubang, lantas ditembak dan dikubur pada lubang yang ia gali.
Lokasi pembantaian tersebut kini telah menjadi rumah warga.
Entah sudah berapa ratus nyawa yang disembelih di sana.
Aura penyiksaan masih terasa hingga kini.
Masuk ke penjara itu, bulu kuduk meremang. Pengunjung disarankan tak masuk sendirian.
"Hati hati, minta permisi dulu," kata Memed.
Memed yang rumahnya hanya berjarak beberapa meter dari situ, takut masuk ke penjara itu sendirian. Banyak hal hal aneh terjadi di sana.
"Di sana ada penunggunya berupa tentara bule berpakaian serdadu mirip pramuka, ada pula ular besar mirip naga. Itu daerah terlarang bagi anak anak," kata dia.
Pernah, kata dia, ratusan tulang manusia ditemukan saat pemugaran balai desa di depan penjara itu. Pekerjanya hanya bertahan tiga hari. Semua sakit.
"Waktu digali tanah untuk struktur kaki ayam ditemukanlah tulang tulang itu," ujar dia.
Meski begitu, minat turis ke penjara itu sangat tinggi. Aura misterius itu justru
membikin penasaran.
"Ini daerah favorit para turis asing. Mereka biasa berlama lama di sana dan kagum. Padahal kita takutnya setengah mati," ujar dia.
Dibangun Portugis
Penjara tersebut berada di Desa Kema 2, Kecamatan Kema, Kabupaten Minut.