Para penumpang diterbangkan ke tujuan yang benar di kemudian hari.
Investigasi mendalam sedang diluncurkan untuk melihat apa yang salah, direktur pelaksana Buddha Air, Birendra Bahadur Basnet, mengatakan kepada surat kabar.
Ia juga menambahkan bahwa seluruh dokumen baik-baik saja.
"Ada pula karena faktor cuaca, jadi pilot lebih fokus terbang dibanding memperhatikan penumpang," kata Basnet.
“Ini kesalahan pekerjaan atau bisa dibilang kesalahan manusia. Meskipun kesalahan semacam itu menyebabkan kerugian bagi organisasi, itu tidak ada hubungannya dengan masalah keselamatan," imbuhnya.
Ia mengatakan bahwa komite internal akan merekomendasikan sistem yang sesuai untuk tidak mengulangi kesalahan di masa mendatang.
Mendarat di bandara yang salah bukanlah hal yang aneh.
Pada 2012, penerbangan Sriwijaya Air yang menuju Bandara Minangkabau justru mendarat di Bandara Tabing Padang.
Ada pula penerbangan Southwest Airlines pada 2014 menuju Bandara Branson yang justru mendarat di Bandara Graham Clark.
Sementara itu, tahun lalu penerbangan British Airways yang berangkat dari Bandara London City menuju Dusseldorf, Jerman, malah berakhir di Edinburgh, Skotlandia.
Baca juga: Hasil Rapid Antigen Calon Penumpang Pesawat di Bandara Adi Soemarmo Ketahuan Reaktif
Baca juga: Kelakuan Buruk Penumpang Pesawat Paling Viral 2020, Tak Kenakan Masker hingga Masak Steak di Toilet
Baca juga: Viral di TikTok, Penumpang Pesawat Tempelkan Permen Karet pada Rambut Penumpang Lain
Baca juga: 6 Perilaku Menyebalkan Penumpang Pesawat, Termasuk Memonopoli Sandaran Tangan
Baca juga: VIDEO Kelakuan Menjijikkan Penumpang Pesawat Tempeli Permen Karet ke Rambut Wanita di Depannya
(TribunTravel.com/Muhammad Yurokha M)