"Ongkos bolak-balik stasiun ke klinik itu Rp 50.000, dan harga rapid test Rp 95.000," kata Heru.
Biasanya para calo menyasar penumpang yang tidak sabar mengantre rapid test resmi di Stasiun Pasarsenen.
Pihak kepolisian masih mencari unsur pidana ketiga calo ini, sehingga ketiga calo itu belum berstatus tersangka.
Diduga surat-surat rapid test yang dibuat itu palsu, sehingga polisi masih mendalami kemungkinan unsur pidana pemalsuan surat rapid test.
"Sejak diwajibkan rapid itu mereka cari celah penumpang yang tidak sabar antre. Jadi mereka menawarkan ke tempat bisa rapid di sekitar stasiun," ujar Heru.
Polisi imbau agar penumpang kereta dapat berangkat lebih awal ke stasiun, atau mempersiapkan surat rapid test dari klinik resmi sebelum berpergian dengan kereta api.
"Jangan sampai karena jasa pelaku, penumpang malah membawa virus Covid-19 ke kampung halamannya," katanya.
Pihak polisi juga berjanji akan mengawasi stasiun-stasiun, untuk mencegah para calo beraksi.
Diketahui sebelumnya calo marak di depan Stasiun Senen usai kebijakan rapid test diberlakukan.
Para calo itu menawarkan jasa pembuatan surat keterangan bebas influenza sebagai pengganti rapid test yang harganya lebih mahal dan memerlukan waktu.
Baca juga: Tidak Ada Pencegatan Wisatawan Masuk Kota Solo untuk Periksa Rapid Test Antigen
Baca juga: Bandara YIA Kulon Progo Kini Sediakan Layanan Rapid Test Antigen, Simak Tarifnya
Baca juga: Lion Air Tambah Layanan Rapid Test Covid-19 di Bali
Baca juga: Daftar Kereta Api yang Tidak Mewajibkan Penumpang untuk Jalani Rapid Test
Baca juga: Kabar Gembira, Ini Daftar Kereta Api yang Tidak Mewajibkan Rapid Test untuk Penumpang
Artikel ini telah tayang di Tribunwartakotatravel.com dengan judul Catat, PT KAI Tidak Menerima Hasil Rapid Test dari Tiga Klinik di Sekitar Stasiun Pasarsenen