Para teroris bermaksud untuk membawa bom ke dalam pesawat dan meledakkannya.
Tujuannya untuk membunuh ribuan orang dengan meledakkan 10 penerbangan trans-Atlantik.
Jika rencana itu berhasil, tentu akan menyebabkan korban sipil pada skala yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Atas kejadian tersebut, cairan benar-benar dilarang dibawa dalam tas tangan yang dibawa penumpang.
Larangan itu membuat Bandara London Heathrow dan bandara Inggris lainnya terhenti.
Dalam seminggu saja, British Airways terpaksa membatalkan lebih dari 1.500 penerbangan.
Namun tiga bulan kemudian, aturan untuk membawa cairan dilonggarkan.
Kini, penumpang hanya diperbolehkan membawa cairan di bawah 100 ml.
Baca juga: Kenapa Pramugari Selalu Pakai Lipstik dengan Warna Merah Menyala?
Baca juga: Sejumlah Pramugari Bagikan Tips Terbang Selama Pandemi Covid-19, Termasuk Jangan Mabuk Udara
Baca juga: Inilah Prosedur yang Disiapkan Maskapai Penerbangan Jika Ada Penumpang Meninggal di Pesawat
Baca juga: Meski Viral di TikTok, Lokasi Kecelakaan Pesawat Ini Tak Boleh Dikunjungi Turis
Baca juga: Pilot Ini Ceritakan Dirinya Pernah Tersedot Keluar dari Jendela Kokpit 30 Tahun Lalu
(TribunTravel.com/Sinta Agustina)