Dia menambahkan: "Suaranya sangat keras sehingga beberapa bagian rumah juga bergetar. Dan setelah saya mencari, saya melihat bahwa atap seng rumah itu telah rusak."
Setelah analisis, meteorit tersebut diklasifikasikan sebagai CM1 / 2 karbonan Chondrite, penemuan yang sangat langka yang membawa bahan kimia yang diyakini telah menjadi benih kehidupan di awal tata surya, menurut laporan Dailystar.
Ahli meteorit Jared Collins, yang berbasis di Bali, dikirim untuk mengamankan meteorit langka tersebut, "Ponsel saya menyala dengan tawaran gila bagi saya untuk melompat ke pesawat dan membeli meteorit.
"Itu terjadi di tengah-tengah krisis Covid-19 dan terus terang itu adalah masalah antara membeli batu untuk diri saya sendiri atau bekerja dengan ilmuwan dan kolektor di AS," sambungnya.
TONTON JUGA:
"Saya membawa uang sebanyak yang saya bisa kumpulkan dan pergi mencari Josua, yang ternyata dia adalah negosiator yang cerdik."
Jared membayar Josua setara dengan gaji 30 tahun untuk meteoritnya.
Setelah melakukan kesepakatan dengan Josua, Jared mengirimkan batu tersebut ke AS, dan kini menjadi koleksi Jay Piatek, seorang dokter dan kolektor meteorit dari Indianapolis.
Josua, yang memiliki tiga anak laki-laki, mengatakan dia sekarang berencana untuk pensiun, tetapi juga akan menggunakan sebagian uang yang dia dapatkan untuk meteoritnya untuk membangun gereja di komunitasnya.
"Saya juga selalu menginginkan seorang anak perempuan, dan saya harap ini pertanda bahwa saya akan cukup beruntung sekarang untuk memiliki anak perempuan," katanya kepada The Sun.
Baca juga: Kawah Meteorit Berusia 100 Juta Tahun Ditemukan di Australia, Salah Satu yang Terbesar di Dunia
Baca juga: 21 Tahun di Bumi, Meteorit Mars Akan Dipulangkan NASA ke Planet Asalnya
Baca juga: 8 Fenomena Langit Selama Bulan Ramadhan 1440 H, Jangan Lewatkan Hujan Meteor Saat Sahur
Baca juga: Waspada Peningkatan Curah Hujan 7-12 Maret 2019, Bisa Sebabkan Bencana Hidrometeorologis
Baca juga: Wolfe Creek Crater, Kawah Meteor Terbesar Kedua di Dunia yang Ada di Pedalaman Australia
(TribunTravel.com/ Nurul Intaniar)