Sebab, tata warna sebagai komposisi selendang mayang ini memperlihatkan keindahannya.
Warna yang mencolok seperti merah, putih, dan hijau juga terbilang unik dan menjadi ciri khas selendang mayang.
Warna itu yang membangkitkan selera orang untuk menikmati sajian ini.
Nama “selendang” sendiri berasal dari bentuknya yang lebar dan lemah gemulai saat digoyang-goyangkan.
Yahya menjelaskan bahwa adonan selendang mayang diletakkan pada tampah kemudian dicetak, lalu dipotong-potong memanjang seukuran 2 jari.
Bentuknya yang lebar serta panjang bagaikan sebuah selendang. Tekstur dari selendang mayang sebelum dipotong juga lemas dan tidak kaku.
Jika terbawa air atau dimasukkan ke dalam air, selendang mayang akan bergerak luwes layaknya seperti selendang.
“Jadi keindaahan hijau putih merah itu terlihat kudapan ini seperti Mayang mengurai,” paparnya.
Tokoh Mayang Sari
Yahya menceritakan bahwa konon dahulu ada tokoh jagoan bernama Si Jampang.
Ia seorang pria berkumis, tegap, dan dada berbulu.
Jampang menyukai sosok cantik bernama Mayang Sari.
Mayang Sari sebetulnya sudah memiliki seorang suami, tetapi dirinya disukai oleh Si Jampang karena kecantikannya.
Yahya mendeskripsikan sosok Mayang Sari menurut cerita rakyat, bahwa ia adalah seorang wanita yang cantik.
Mayang Sari memiliki hidung yang mancung, matanya bulat, dan bulu matanya lentik.