Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Jejak Orang Pendek Berkaki Terbalik di Kaki Gunung Kerinci, Ternyata Masuk Catatan Marco Polo

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pemandangan Gunung Kerinci

Konon pernah ada warga Kerinci yang melihatnya, namun orang pendek itu menghilang begitu cepat.

Debbie Martyr, peneliti asal Inggris yang pernah diwawancarai Tribunjambi.com, mengatakan pernah melihat orang pendek, meski hanya sekilas.

Debby menyebut orang pendek adalah sebangsa satwa langka yang sudah ada sejak ratusan tahun lalu.

“Bentuknya seperti orang utan. Bedanya hanya orang pandak lebih banyak di darat, sementara orang hutan lebih banyak hidup di atas pohon,” jelas Debby.

Bukan satu atau dua orang yang mengirim peneliti ke TNKS.

Pada 1995, WWF rela menggelontorkan dana besar untuk melakukan penelitian mengungkap misteri orang pendek di Kerinci.

Debby bercerita, sejak penelitiannya yang dimulai pada1994-1998, dia sudah lima kali melihat orang pendek di lima lokasi berbeda.

“Desember 1994, saya sudah berhasil menemukan orang pendek,” katanya.

Lima lokasi yang menjadi tempat penemuan orang pendek adalah di Pesisir Selatan dan Pasaman Sumatera Barat, Muko-muko Bengkulu dan di daerah Merangin, serta Gunung Tujuh, Jambi.

Keberadaan Orang Kerdil atau Uhang Pandak (orang pendek) di Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, hingga kini masih penuh misteri itu.

Pernah dilacak dan diusahakan untuk ditangkap supaya dapat dijadikan sebagai bahan kajian ilmiah.

Hasilnya, setelah dilakukan sejumlah penelitian dan ekspedisi, tetap tidak diketahui keberadaan orang pendek berkaki terbalik .

Kehadiran mereka tak ubahnya dengan makhluk gaib yang sulit dilacak menggunakan kemampuan manusia, teknologi dan ilmu pengetahuan ilmiah.

Mengapa seperti itu?

Pelacakan orang pendek berkaki terbalik ini misalnya, pernah masuk ke dalam salah satu studi cryptozoology.

Seperti pernah dirilis netralnews.com, ekspedisi pencarian orang pendek sudah beberapa kali dilakukan di Kawasan Kerinci, satu di antaranya ekspedisi yang di danai oleh National Geographic Society.

Halaman
1234