Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Studi Ungkap Terbang di Tengah Pandemi Sama Amannya dengan Berbelanja dan Makan di Luar

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi terbang di tengah pandemi Covid-19

Kendati demikian, penelitian Harvard mengatakan bahwa risiko penularan Covid-19 tetap ada selama penerbangan.

Penularan ini kemungkinan disebabkanoleh para penderita tanpa gejala yang tidak menyadarinya dan memilih untuk melakukan perjalanan udara.

Awal bulan ini, Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) melaporkan bahwa hanya ada 44 contoh penularan Covid-19 yang terkait dengan penerbangan dari 1,2 miliar perjalanan yang dilakukan tahun ini.

Namun seorang ahli dalam perjalanan dan dinamika penyakit yang diminta untuk mempresentasikan temuan tersebut menyangkal dan menyebutnya sebagai hasil dari perhitungan yang buruk.

Dr David Freedman, dari University of Alabama, mengatakan statistik IATA gagal memperhitungkan berapa banyak infeksi yang mungkin tidak diketahui.

Namun, dia mengakui bahwa hanya ada kemungkinan kecil risiko penularan Covid-19 dalam penerbangan.

Temuan dan metode studi Harvard ini semakin memperkuat studi Departemen Pertahanan AS yang dirilis awal bulan ini yang menemukan risiko terpapar Covid-19 dalam penerbangan sangat rendah.

Baca juga: Takut Turbulensi? Ini Kursi Terbaik yang Bisa Dipilih saat Naik Pesawat

Baca juga: Tak Dengar Imbauan Pramugari, Penumpang Tunarungu Dikeluarkan Paksa dari Pesawat

Baca juga: Tips Sederhana Atasi Rasa Kurang Nyaman saat Duduk di Kursi Pesawat

Baca juga: Terdapat Stiker Segitiga Hitam di Atas Jendela Pesawat, Apa Fungsinya?

Baca juga: Kru Pesawat Beberkan Kebiasaan Penumpang yang Dianggap Paling Menyebalkan

(TribunTravel.com/Muhammad Yurokha M)