Prosesi itu tidak hanya untuk memeriahkan Maulid Nabi Muhammad SAW, tetapi juga merupakan tradisi Sekaten.
Sementara itu, prosesi mengembalikan gamelan ke dalam keraton dinamakan Kondur Gangsa.
Dilakukan secara terbatas
Adapun, salah satu kegiatan yang paling dinantikan masyarakat sebelum pandemi adalah proses pembagian gunungan Grebeg Maulud.
Amieroel mengatakan, prosesi tersebut tetap dilakukan dengan melalui pengaturan terbaru dan secara terbatas.
“Sekarang, setelah didoakan, (gunungan) kita bagikan ke abdi-abdi dalem. Jadi tidak lagi diperebutkan,” ujar dia.
Amieroel melanjutkan, para abdi dalem kemudian bisa memberikan bagiannya kepada masyarakat.
Sebelum pandemi Covid-19, gunungan didoakan terlebih dahulu di masjid sebelum dibagikan dengan cara diperebutkan oleh masyarakat umum.
Baca juga: Pesawat Citilink Tersangkut Layangan saat Mendarat di Bandara Adisutjipto, Yogyakarta
Baca juga: Tempat Lahir Megawati Soekarnoputri dan 4 Fakta Unik Lainnya di Balik Istana Kepresidenan Yogyakarta
Baca juga: Garuda Indonesia Masih Layani 7 Penerbangan di Yogyakarta
Artikel ini sudah tayang di Kompas.com dengan judul Keraton Yogyakarta Tiadakan Grebeg Maulud dan Sekaten 2020