TRIBUNTRAVEL.COM - Viral di medsos, video munculnya kawanan lumba-lumba di perairan Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, Jakarta.
Video lumba-lumba tersebut direkam dari atas perahu dan diunggah oleh akun sosial media Suku Dinas Lingkungan Hidup Kepulauan Seribu.
Dalam caption yang ditulis tersebut, kapal catamaran dari Dinas Lingkungan Hidup yang sedang bertugas dikawal segerombolan lumba-lumba.
Dinas Lingkungan Hidup Jakarta juga menuliskan, kejadian menarik tersebut terjadi di sekitar Pulau Pramuka.
"Kapal catamaran #sudinlhp1000 yang sedang bertugas dikawal segerombolan lumba lumba di sekitar Pulau Pramuka," tulis akun Instagram Suku Dinas Lingkungan Hidup Kepulauan Seribu.
Baca juga: Kue Selingkuh dan 6 Kue dengan Nama Unik di Kepulauan Seribu
Saat dikonfirmasi, Kepala Suku Dinas Lingkungan Hidup Kepulauan Seribu, Djoko Rianto Budi mengatakan, video tersebut diambil pada Minggu (11/10/2020), sekitar pukul 09.30 WIB.
"(Video) tadi pagi diambil oleh PJLP di pesisir Pulau Pramuka pakai kapal sampah catamaran 3 di daerah sekitar Nusa Karamba kira-kira jam 09.30 WIB," ujar Djoko.
Lantas, apakah fenomena munculnya lumba-lumba di sekitar perairan Pulau Pramuka Kepulauan Seribu tersebut merupakan kejadian langka?
Dosen Ilmu dan Teknologi Kelautan di Institut Pertanian Bogor (IPB), Adriani Sunuddin menanggapi video lumba-lumba di perairan Pulau Pramuka yang viral di medsos tersebut.
Ia mengatakan bahwa keberadaan lumba-lumba di perairan Kepulauan Seribu bukanlah suatu hal yang aneh seharusnya.
Apalagi, berdasarkan pengamatan Adriani dari rekaman video viral yang beredar itu, jenis lumba-lumba tersebut adalah Tursiops aduncus.
Tursiops aduncus atau lumba-lumba hidung botol bukanlah spesies lumba-lumba yang langka.
"Tidak (spesies langka) kok," kata dosen yang akrab disapa Nani ini.
Menurut Nani, Tursiops aduncus memang sudah residen atau menetap bahkan lebih dari 10 tahun tahun populasinya ada di perairan Kepulauan Seribu.
"Tidak (aneh adanya lumba-lumba Tursiops aduncus), saya malah senang dapat laporan begini. Berarti yang sering kami jumpai di sekitar Pulau Kotok, 8 tahunan lalu masih hidup sampai sekarang," jelasnya.
Baca tanpa iklan