Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Viral di Medsos, Kawanan Lumba-lumba Muncul di Kepulauan Seribu, Berikut Penjelasan Ahli

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi lumba-lumba

Nani berkata, keberadaan lumba-lumba jenis ini yang tertangkap lensa tersebut merupakan suatu berkah di masa pandemi ini.

Berkah pandemi ini menjadikan laut Kepulauan Seribu lebih sepi dari lalu lintas kapal cepat maupun gangguan lainnya.

Hal ini bisa jadi yang membuat pergerakan lumba-lumba hidung botol tersebut lebih mendekat ke wilayah pulau-pulau berpenghuni dan mudah terlihat.

Salah satunya adalah kawanan lumba-lumba yang muncul di Pulau Pramuka.

Dampak Covid-19, Lumba-lumba Langka Terlihat di Perairan Hong Kong

Lumba-lumba bungkuk Indo-Pasifik belum lama ini terlihat berenang di perairan Hong Kong.

Akibat pandemi Covid-19, banyak negara yang menutup perbatasan dan memberlakukan aturan lockdown untuk mengisolasi penduduknya.

Apalagi sejak diberhentikannya operasional kapal feri berkecepatan tinggi.

Dengan begitu satwa laut termasuk lumba-lumba yang terbilang langka ini terlihat berenang kembali di perairan antara Hong Kong dan Makau.

Lumba-lumba merah muda ini jumlahnya semakin berkurang dalam beberapa tahun terakhir.

Dilaporkan dalam The Guardian, lumba-lumba dengan nama ilmiah Sousa chinensis ini berasal dari muara Sungai Mutiara, tetapi biasanya menghindari perairan antara Hong Kong dan Makau karena tingginya volume perahu berkecepatan tinggi.

Tapi sejak berhentinya operasional kapal feri, habitat lumba-lumba merah muda tersebut meningkat hingga 30% sejak Maret 2020.

Dr Lindsay Porter, seorang ilmuwan peneliti senior di Universitas St Andrews, mengatakan jika dia melihat sejumlah besar lumba-lumba ketika melakukan sebuah survei.

"Itu adalah minggu terakhir di bulan Februari, secara harfiah seminggu setelah feri berhenti melakukan perjalanan antara Hong Kong dan Makau," kata Dr Lindsay Porter.

"Saya telah mempelajari lumba-lumba ini sejak 1993 dan saya belum pernah melihat perubahan dramatis seperti ini sebelumnya, dan satu-satunya hal yang berubah adalah 200 kapal feri berhenti bepergian," terusnya.

Sejak saat itu penduduk Hong Kong meminjamkan tim peneliti ini sebuah kapal pesiar dan perahu untuk melakukan pelayaran di jalur kapal feri agar dapat melanjutkan studi tentang populasi lumba-lumba.

Halaman
123