Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Pondok Boro Jadi Tempat Berteduh Puluhan Perantau di Semarang, Tarifnya Rp 3.000 Per Hari

Penulis: Ratna Widyawati
Editor: Sinta Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Penghuni Pondok Boro di Kota Semarang tengah bersantai setelah bekerja, Sabtu (10/10/2020).

Pamor Pondok Boro kini terus meredup, penghuni kian menyusut.

Ini dapat dilihat dari lemari kotak di atas dipan pondok yang kosong.

Tonton juga:

"Dulu, satu kotak lemari untuk satu orang, bayangkan untuk tidur miring saja susah. Sekarang, satu orang bisa pakai dua kotak lemari atau lebih," ceritanya.

"Penghuni di sini mayoritas pedagang. Setelah penghuninya sepuh, biasanya, anaknya diminta meneruskan berdagang di sini tidak mau," bebernya.

Sementara, penghuni Pondok Boro, Andi Setiawan mengaku, baru lima tahun tinggal di Pondok Boro.

Generasinya terhitung baru dibandingkan penghuni lain yang sudah puluhan tahun tinggal di tempat tersebut.

Sama halnya dengan penghuni lain, Andi merasa betah tinggal di tempat tersebut.

Tentu, alasan utamanya lantaran murah.

"Saya paling suka di sini karena seluruh penghuni dianggap saudara jadi bikin kerasan," kata pemuda asal Purworejo ini.

Artikel ini telah tayang di Tribunbanyumas.com dengan judul Penghuni Cukup Bayar Biaya Inap Rp 3000/Hari, Ini Sejarah Pondok Boro di Kota Semarang.

Baca juga: Asal Mula Kampung Photography di Semarang, dari Cerita Suram hingga Lahirkan Puluhan Fotografer

Baca juga: Panduan Transportasi ke Lasem dari Jakarta, Traveler Bisa Naik Kereta Api Sampai Semarang

Baca juga: Soto Ayam Bu Nik Pekunden dan 6 Soto Ayam Enak di Semarang untuk Sarapan

Baca juga: Liburan Bersama Pasangan, Ini 4 Tempat Wisata Romantis di Semarang yang Bisa Dikunjungi

Baca juga: 4 Tempat Wisata Alam di Semarang untuk Liburan Akhir Pekan, Brown Canyon hingga Pantai Tirang