Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Asal Mula Kampung Photography di Semarang, dari Cerita Suram hingga Lahirkan Puluhan Fotografer

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kampung Photography jalan Abimanyu V RT 3 RW 2 Pedrikan Lor, Semarang Tengah, Semarang. Tribun Jateng/Idayatul Rohmah

TRIBUNTRAVEL.COM - Sebuah replika kamera DSLR raksasa tampak berdiri kokoh di sebuah gang jalan Abimanyu V RT 3 RW 2 Pedrikan Lor, Semarang Tengah, Semarang.

Dengan teraan tulisan "Kampung Photography" di gapura dekat replika kamera Canon tersebut, membuat siapa pun yang melintas berpikir di kampung itu akrab dengan keseharian potret-memotret.

Tribunjateng.com pun tertarik menelisik lebih jauh kampung ini.

 

Saat memasuki gang itu, cukup mudah menemukan petunjuk kampung photography.

Ialah bersumber dari Siswanto (64) pemilik sebuah rumah dengan spanduk bertuliskan "Fuji Film".

Menurut Siswanto, ada sekira 20 fotografer di kampung tersebut.

Ia tak mengherankan kampung itu dijuluki kampung photography.

"Di kampung ini memang banyak tenaga fotografi.

Khusus warga sini sekira 20 orang, dari luar ada yang awalnya belajar (fotografi) di sini namun tidak masuk hitungan," kata Siswanto saat ditemui tribunjateng.com baru-baru ini.

Siswanto lantas menceritakan asal mula kampung photography ini.

Kata Siswanto, kehidupan warga jalan Abimanyu V RT 3 RW 2 yang kini dekat dengan dunia fotografi itu bermula dari cerita suram pada tahun 1980-an.

Pada masa itu, kata dia, banyak pemuda pengangguran di kampung tersebut.

Hampir setiap hari mereka menghabiskan waktu untuk mabuk atau minum minuman keras dengan berkumpul di pinggiran rel kereta api Poncol Semarang.

"Di sini dulu istilahnya dekat dengan tempat orang jual minuman keras. Mereka sering mabuk-mabukan," kata Siswanto menjelaskan.

Entah sedang kepepet atau ingin mengubah pola hidupnya, ungkap Siswanto, beberapa dari pemuda tersebut mendatangi Siswanto.

Halaman
12