Alasan mengapa pewarna ungu sangat langka adalah karena sangat sulit dan mahal untuk diproduksi.
Tirus kota Fenisia adalah penghasil utama pewarna Ungu Tyrian.
Untuk mengekstrak pigmen, ratusan ribu siput laut harus dikumpulkan, dipecahkan, dan disinari sinar matahari.
Proses ini membutuhkan hingga 250.000 siput untuk satu ons pewarna, yang membuatnya sangat mahal untuk hampir semua orang, dan siput itu hanya asli Mediterania.
Pakaian yang terbuat dari pewarna ini tidak pernah luntur, dan secara harfiah sebanding dengan beratnya dalam emas.
Pada 1856, ahli kimia William Henry Perkin secara tidak sengaja menemukan pewarna ungu yang jauh lebih murah saat mengerjakan pengobatan anti-malaria.
Pewarna baru ini, yang akhirnya disebut "lembayung muda", membuat ungu tersedia untuk semua orang.
3. Vermillion
Vermillion juga dikenal dengan nama cinnabar dan China red, tetapi kamu pasti tidak ingin menggunakannya di rumah.
Vermillion mendapatkan rona merah-oranye dari merkuri, dan semakin kecil partikel merkuri, vermillion merah yang lebih cerah.
Ini telah digunakan selama hampir 8.000 tahun, sejak Romawi Kuno mengambilnya dari Spanyol dan menggunakannya dalam kosmetik dan seni.
Vermillion juga digunakan untuk menerangi manuskrip abad pertengahan.
Tahanan dan budak diberi tugas berbahaya untuk menambang cinnabar di tambang Almadén Spanyol, kemudian dipanaskan dan dihancurkan untuk membentuk pigmen.
Vermillion juga digunakan dalam lukisan Renaisans.
Orang China Kuno menciptakan cinnabar sintetis, tetapi masih beracun.
Baca tanpa iklan