Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Tes Covid-19 Positif, 4 Gadis Italia Ditahan di Hotel Karantina dengan Kondisi Buruk Selama Sebulan

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rachel Goldsmith, Lily Griffin, LilyRose Wallace, dan Millie Acers

Saat itu, LilyRose dan Rachel mulai mengalami gejala ringan, termasuk kehilangan indera perasa dan penciuman.

Mereka memberi tahu pemilik apartemen tempat mereka tinggal dan keempatnya mulai mengisolasi diri.

Kelompok itu dinyatakan positif Covid-19 pada 15 September, hari mereka dijadwalkan terbang ke Inggris, dan dibawa dengan ambulans ke San Paolo Palace Hotel.

Melansir dari Daily Mail, mereka kini meminta bantuan pemerintah Inggris, di tengah kekhawatiran mereka akan terjebak di sana selama beberapa minggu lagi.

"Kami merasa dikecewakan oleh pemerintah Inggris karena kami melakukan segala yang kami bisa untuk melindungi orang Italia," kata Lily.

"Kami diuji, kami tidak naik pesawat pulang, kami memakai masker di mana-mana dan sekarang pemerintah dan konsulat tidak melakukan apapun untuk mengeluarkan kami dari situasi ini," sambungnya.

Lily melanjutkan, dirinya melewatkan awal universitas.

"Untuk minggu pertama ini saya dapat mengetahui semuanya secara online tetapi minggu depan saya mulai melewatkan sesi keterampilan, ini adalah kursus medis sehingga Anda tidak dapat melakukan semuanya dari jarak jauh," jelas Lily.

Lily (Facebook)

Lily mengaku, dirinya tidak bisa belajar di kamar hotel karena wifi hotel tidak sampai ke kamarnya.

Untuk itu, Lily terpaksa membeli data tambahan dengan biaya 80 poundsterling atau sekitar Rp 1,5 juta.

Para remaja juga merasa dikecewakan oleh makanan dan kebersihan hotel, serta memiliki kekhawatiran akan keamanan karena serangkaian gangguan.

"Karpet benar-benar menjijikkan, jumlah debu dan rambut di atasnya benar-benar mengerikan, dan itu juga bukan rambut saya," kata Lily yang saat ini masih menjalani isolasi.

"Makanannya sangat berminyak, ini adalah yang paling berminyak yang pernah saya makan dan kebanyakan hanya sayuran yang dimasak dengan banyak minyak dan garam. Mereka memberi kami telur dadar sekali dan rasanya seperti air laut, itu mengerikan," keluh Lily.

Makanan yang disajikan di hotel Palermo tempat para remaja Inggris diisolasi selama berminggu-minggu (dailymail.co.uk)

Senada dengan kedua temannya, Rachel juga merasa ketakutan.

"Ada banyak orang yang berteriak dan ada seorang wanita di koridor kami yang selalu menangis dan berteriak pada dokter. Dia pernah mengancam: 'Jika Anda menyentuh saya, saya akan membunuh Anda.'," Rachel menceritakan.

Halaman
123