TRIBUNTRAVEL.COM - Empat remaja perempuan asal Inggris ditahan di hotel karantina Covid-19 di Italia selama sebulan.
Keempat gadis tersebut adalah Rachel Goldsmith, Lily Griffin, LilyRose Wallace, dan Millie Acers yang telah berlibur ke Pulau Sisilia.
Saat akan kembali ke negara asalnya, empat remaja itu dinyatakan mengidap virus corona pada September lalu, dilaporkan Daily Mail.
Lalu mereka ditempatkan di ruang terpisah di hotel yang dikelilingi polisi dan tentara bersenjata.
Akibatnya, empat pelajar yang menuntut ilmu di James Allen Girls' School, Dulwich, London itu ketinggalan pelajaran, ujian, dan pekerjaan.
Di bawah undang-undang kesehatan Italia, mereka harus dites negatif untuk virus corona sebanyak dua kali sebelum bisa dibebaskan.
Millie bisa bebas setelah dua hasil negatif, tetapi Rachel, Lily, dan LilyRose dinyatakan positif untuk ketiga kalinya minggu ini.
"Ini benar-benar menantang secara mental, benar-benar sendirian," ujar Rachel, dikutip TribunTravel dari Daily Mail, Jumat (9/10/2020).
"Satu-satunya kontak yang kami miliki adalah dengan orang-orang yang mengenakan jas hazmat dan mereka tidak dapat berbicara bahasa Inggris, jadi saya merasa terisolasi. Hanya kesepian berada di sini (tempat isolasi)," kenang pelajat yang akan mendaftar untuk belajar sejarah dan politik di universitas tahun depan.
Sementara LilyRose mengaku dirinya ketakutan berada di tempat isolasi.
"Kami semua berjuang sekarang karena sudah lama sekali. Kondisinya tidak bagus tetapi yang paling buruk adalah komunikasinya, tidak tahu kapan kita akan pergi," ujar perempuan itu.
"Pikiran tidak tahu kapan saya akan pulang adalah yang paling sulit, terutama pada saat ini mengetahui bahwa tidak ada gunanya kita berada di sini," tambah LilyRose.
Menurut pelajar yang akan mendaftar sekolah akting tersebut, ia dan kedua temannya tidak akan menular virus, karena sudah lama sejak pertama kali terserang.
"Ini sangat menakutkan. Kami masih muda tetapi ada banyak orang dewasa di sini dan Anda dapat mendengar mereka menangis di malam hari dan berteriak dan Anda berpikir jika orang dewasa tidak dapat mengatasi dengan baik, apa yang akan terjadi pada kami jika kami di sini untuk waktu yang lama?" jelasnya.
Keempat gadis tersebut tiba di Palermo, ibu kota Sisilia pada 8 September untuk liburan selama satu minggu.
Baca tanpa iklan