Untuk lada, rempah yang dijual pada saat itu dihasilkan dari Banten, Sumatera, dan Kalimantan Selatan.
“Karena trinitas rempah tadi harganya mahal, pedagang China dan Arab yang sudah lebih dulu tahu tentang Nusantara yang menghasilkan rempah berusaha merahasiakannya dari orang-orang Eropa,” ujar Winarni.
Harga rempah yang meroket
Para pedagang China dan Arab sengaja menutupi Nusantara agar mereka mendapat keuntungan yang lebih.
Pasalnya, rempah dijual dengan harga yang cukup tinggi di Eropa.
Selain karena manfaat, kualitas, dan aroma yang dihasilkan, rempah-rempah yang dijual oleh para pedagang tersebut kepada saudagar Eropa juga dibumbui dengan cerita agar nilainya semakin mahal.
“Cerita seru seperti rempah didapat dari kawasan yang sangat terisolasi, tempatnya seram, menakutkan, juga penuh hal-hal mistis. Ini yang mengangkat harga rempah jadi sangat dihormati di Eropa,” kata Winarni.
• Resep Odading Kekinian Rasa Red Velvet, Mudah Dibuat dengan Tambahkan Dua Bahan
• 5 Lauk yang Wajib Ada Bagi Orang saat Sarapan, Ternyata Praktis dan Mudah Dibuat
• 7 Kuliner Enak di Jakarta untuk Menu Sarapan, Ada Bubur Ayam, Soto hingga Gado-gado
• Karyawan McDonalds Ini Sering Traktir Pelanggannya Secara Diam-diam
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Rempah Indonesia Pernah Jadi yang Termahal di Dunia, 1 Pon Pala Setara 7 Sapi"
Baca tanpa iklan