Namun, fenomena Halo Matahari seperti yang terjadi hari ini, kata Andi, tidak terjadi di semua wilayah.
"Terkait Halo Matahari, sebenarnya tidak semua wilayah dapat mengalami," ujar Andi.
Andi juga mengatakan, fenomena Halo Matahari pada siang hari tidak akan bertahan lama atau hanya berkisar belasan menit.
"Hal ini karena tekanan atmosfer yang lebih rendah di sekelilingnya sehingga suhu menjadi lebih panas," ujar Andi.
Sementara itu, halo pada malam hari dapat terjadi cukup lama, yakni hingga mencapai 3 jam.
Ini bisa terjadi cukup lama karena tekanan atmosfer yang lebih tinggi sehingga suhu menjadi lebih dingin.
Fenomena Halo Matahari di Malang
Media sosial di Kota Malang, Jawa Timur, mendadak heboh.
Pasalnya, ramai orang saling memposting tentang fenomena matahari bercincin, Minggu (27/9/2020).
Dalam postingan media sosial, beberapa orang mengaku takjub dengan keindahan fenomena alam yang terjadi pada pukul 10.00 WIB tersebut.
Ada juga yang mengaitkan fenomena alam itu sebagai pertanda bahwa virus Corona (Covid-19) akan segera sirna.
Dikutip dari Tribun Jatim, Kasi Data dan Informasi BMKG Juanda, Teguh Tri Susanto mengatakan, fenomena alam itu biasa disebut sebagai Halo.
"Jadi Halo merupakan fenomena optis berupa lingkaran cahaya di sekitar matahari. Ini merupakan pembiasan sinar matahari oleh awan tinggi atau biasa disebut awan Cirrus," ujarnya, kepada Tribun Jatim.
Ia pun menjelaskan awal mula terjadinya fenomena Halo tersebut.
"Awan tinggi atau biasa disebut awan Cirrus berada pada ketinggian 6.000 meter dari permukaan bumi. Awan Cirrus ini memiliki partikel yang sangat dingin, dan biasanya berwujud kristal es. Awan Cirrus yang super dingin inilah yang membiaskan cahaya matahari, sehingga membentuk seperti cincin yang melingkari matahari," bebernya.