Menurut Yahya, hingga kini tak ada bukti pasti apakah keduanya saling memengaruhi.
Namun hal itu bisa saja terjadi.
Pasalnya di Batavia terkenal sebagai tempat pertukaran banyak budaya di zaman dahulu.
Begitu banyak budaya yang berkembang di Batavia, mungkin saja orang India di sana memengaruhi terciptanya kue putu mayang atau sebaliknya.
“Ketika orang yang datang ke sini sudah semakin akrab berada di sini dan jadi satu kesatuan yang utuh dengan perbaruan masyarakat di tengah-tengah itu ada Betawi, Tionghoa, dan lainnya yang akhirnya saling mempengaruhi,” papar Yahya.
Tonton juga:
Penuh Makna yang Hampir Punah
Namun yang jelas, kue putu mayang telah berada dan identik dengan kebudayaan Betawi sejak lama sekali.
“Nenek saya waktu itu masih hidup, setiap kita mau buka puasa dia selalu usahakan bawa itu. Kue putu mayang itu memang sangat terkenal di Betawi. Tapi putu mayang yang ori ya, warnanya putih doang, kayak warna beras saja.”
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sejarah Kue Putu Mayang, Berkaitan dengan Cerita Rakyat"
• Resep Es Selendang Mayang, Minuman Jadul Khas Betawi yang Mulai Langka
• Soto Tangkar, Kuliner Khas Betawi yang Lahir karena Daging Dulu Hanya untuk Penjajah
• Menilik Sejarah Ondel-ondel Khas Betawi, Ternyata Asal Usul Nama Ondel-ondel Gara-gara Benyamin Sueb
• 7 Kuliner Betawi yang Sering Jadi Menu Sarapan, Bercita Rasa Gurih dan Lezat
• Rekomendasi 5 Soto Enak di Jakarta, Cicipi Soto Betawi hingga Soto Eling-eling
Baca tanpa iklan