Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Menilik Sejarah Ondel-ondel Khas Betawi, Ternyata Asal Usul Nama Ondel-ondel Gara-gara Benyamin Sueb

Penulis: ronnaqrtayn
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ondel-ondel khas Betawi.

TRIBUNTRAVEL.COM - Tahukah kamu asal-usul atau sejarah Ondel-ondel, sebuah boneka raksasa khas Betawi?

Ondel-ondel pasti akan jadi salah satu yang terbesit di pikiranmu saat nama suku Betawi atau Kota Jakarta disebutkan.

Meski sudah ada sejak bertahun-tahun lalu dan telah digerus oleh derasnya arus modernisasi, boneka raksasa ini masih bertahan dan banyak ditemukan di Ibu Kota Jakarta.

Sejarah ondel-ondel sendiri diketahui telah ada sejak zaman penjajahan Vareenigde Oostindische Compagnie (VOC).

Seorang pedagang asal Inggris, W. Scot juga pernah mencatat dalam bukunya bahwa jenis boneka seperti ondel-ondel telah ada sejak tahun 1605.

Sejarah Dibalik 5 Patung yang Jadi Ikon Jakarta, Soekarno Rela Jual Mobil Demi Danai Patung Pancoran

Dulunya, boneka raksasa ini berfungsi sebagai penolak bala atau semacam azimat (jimat).

Ondel-ondel dijadikan pelambangan sosok leluhur penjaga kampung yang tujuannya untuk mengusir roh-roh halus yang bergentayangan mengganggu manusia.

Oleh sebab itu, tak heran bila wujud ondel-ondel pada saat itu terlihat menyeramkan.

Boneka raksasa ikon Kota Jakarta ini pada waktu itu sering kali diarak keliling kampung oleh warga Betawi.

TONTON JUGA:

Mulanya, ternyata boneka ondel-ondel ini disebut sebagai Barongan.

Dilansir dari berbagai sumber, alasannya karena di masa itu boneka raksasa tersebut selalu diarak keliling kampung secara rombongan.

Arak-arakan ini terdiri dari beberapa orang yang berfungsi untuk memainkan musik tradisional khas Betawi dan dua orang pembawa boneka raksasa.

Namun, tahukan kamu bahwa nama Ondel-ondel ini disebut oleh penyanyi dan aktor kawakan mendiang Benyamin Saeb atau akrab disebut Bang Ben?

Seiring berjalannya waktu, tepatnya di tahun 1971, Bang Ben menyanyikan lagu "Ondel- ondel" yang diciptakan oleh Djoko Subagyo.

Halaman
12